Harga Minyak Turun di Tengah Kekhawatiran Berkurangnya Permintaan China dan AS
- Harga minyak turun pada Senin, 13 November 2023, setelah sempat naik pada Jumat, 10 November 2023. Hal ini menyusul kekhawatiran yang kembali muncul mengenai penurunan permintaan di Amerika Serikat dan China sehingga merusak sentimen pasar.
Dunia
JAKARTA - Harga minyak turun pada Senin, 13 November 2023, setelah sempat naik pada Jumat, 10 November 2023. Hal ini menyusul kekhawatiran yang kembali muncul mengenai penurunan permintaan di Amerika Serikat dan China sehingga merusak sentimen pasar.
Minyak mentah berjangka Brent untuk bulan Januari turun 71 sen, atau 0,87%, menjadi US$80,72 per barel pada pukul 04.00 GMT, sedangkan minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan Desember berada di US$76,49, turun 68 sen, atau 0,88%.
Kedua tolok ukur jauh di bawah rata-rata pergerakan 100 hari sebesar US$86,61 per barel untuk WTI dan US$82,31 per barel untuk Brent. Harga naik hampir 2% pada Jumat lalu setelah Irak menyatakan dukungan untuk pemangkasan produksi minyak oleh OPEC+, dikutip dari Reuters, Senin.
- Desember, Pembayaran Parkir Bandara Bali Mulai Cashless dan Manless
- Menggali Khasiat Kangkung, Kenali 9 Manfaatnya untuk Kesehatan
- Profil 2 Bintang Muda Saingan Cinta Kim So Hyun dan Hwang Min Hyun di My Lovely Liar
Namun harga minyak sempat turun sekitar 4% selama pean itu, mencatat kerugian mingguan ketiga mereka untuk pertama kalinya sejak Mei. “Investor lebih fokus pada permintaan yang lambat di Amerika Serikat dan China sementara kekhawatiran atas potensi gangguan pasokan dari konflik Israel-Hamas agak surut,” kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, sebuah unit dari Nissan Securities.
Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pekan lalu produksi minyak mentah di Amerika Serikat tahun ini akan naik sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sementara permintaan akan turun. “Tahun depan, konsumsi bensin per kapita AS bisa turun ke level terendah dalam dua dekade,” katanya.
Data ekonomi yang lemah minggu lalu dari China, importir minyak mentah terbesar di dunia, juga meningkatkan kekhawatiran akan permintaan yang goyah. Harga konsumen China jatuh ke posisi terendah era pandemi pada bulan Oktober, menimbulkan keraguan pada kekuatan pemulihan ekonomi negara tersebut.
Selain itu, penyuling di China meminta lebih sedikit pasokan dari Arab Saudi, pengekspor terbesar dunia, untuk bulan Desember. Meski begitu, Kikukawa mengatakan harga minyak akan didukung jika WTI mendekati $75 per barel.
“Jika pasar turun lebih jauh, kami kemungkinan akan melihat dukungan pembelian pada ekspektasi bahwa Arab Saudi dan Rusia akan memutuskan untuk melanjutkan pemotongan pasokan sukarela mereka setelah Desember,” kata Kikukawa.
Eksportir minyak terbesar, Arab Saudi dan Rusia, memastikan minggu lalu bahwa mereka akan melanjutkan pemangkasan produksi minyak sukarela tambahan mereka hingga akhir tahun, karena kekhawatiran atas permintaan dan pertumbuhan ekonomi terus membebani pasar minyak mentah.
- Konflik Gaza: Jokowi Siap Sampaikan Pesan Khusus Abbas pada AS
- Sederhanakan Rantai Pasokan, Bukit Asam dan Kimia Farma Jajaki Kerja Sama di Sektor Kesehatan
- Qlola by BRI Bisa Segera Digunakan Nasabah Luar Negeri
OPEC+, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, akan bertemu pada 26 November. Dari sisi pasokan, perusahaan energi AS mengurangi jumlah rig minyak yang beroperasi selama dua pekan berturut-turut menjadi yang terendah sejak Januari 2022.