Harga Minyak Turun ke Level Terendah 3 Pekan
- Harga minyak merosot di awal perdagangan Asia pada Selasa 3 Oktober 2023 dan jatuh ke level terendah selama tiga pekan.
Energi
JAKARTA - Harga minyak merosot di awal perdagangan Asia pada Selasa 3 Oktober 2023 dan jatuh ke level terendah selama tiga pekan. Hal ini dipengaruhi penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan pedagang yang mengambil sebagian keuntungan dari kenaikan besar-besaran di kuartal terakhir.
Dilansir dari Reuters, Selasa, 3 Oktober 2023, kontrak Brent untuk pengiriman bulan Desember turun sebanyak 34 sen, atau 0,4%, menjadi US$90,37 per barel pada pukul 00.02 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga mengalami penurunan sebanyak 29 sen, atau 0,3%, menjadi US$88,53 per barel.
Para analis menyatakan bahwa beberapa pedagang mengambil keuntungan setelah harga minyak mentah naik hampir 30% ke level tertinggi dalam 10 bulan pada kuartal ketiga.
- Dewan Keamanan PBB Segera Putuskan Penempatan Polisi Asing di Haiti
- Pembaruan Google Play Store 37.7.22 Apk Meluncur ke Perangkat Android, Apa Bedanya?
- Ukraina Terancam Kehilangan Dukungan Slovakia, AS Juga Beri Sinyal Buruk
Sebelum penurunan harga minyak mentah yang dimulai pada tanggal 28 September, spekulan AS meningkatkan posisi net long futures dan options mereka di New York Mercantile dan Intercontinental Exchanges ke level tertinggi sejak Mei 2022, menurut Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS.
Pada Senin 2 Oktober 2023, nilai dolar AS (.DXY) naik ke level tertinggi dalam 10 bulan terhadap sekeranjang mata uang utama. Ini setelah pemerintah AS menghindari penutupan sebagian.
Data ekonomi memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menjaga suku bunga tetap tinggi dalam jangka waktu lebih lama, yang bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi. Investor di Asia juga sedang menunggu keputusan dan panduan terbaru dari Bank Sentral Australia pada Selasa.
Diperkirakan Bank Sentral Australia akan memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga utamanya pada tingkat 4,10% pada Selasa. Namun, ada kemungkinan kenaikan suku bunga lagi ke tingkat 4,35% menjelang akhir tahun ini, mengingat inflasi masih berada di atas target.
Suku bunga yang lebih tinggi bersama dengan penguatan dolar, yang membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, bisa mengurangi permintaan minyak. Di Eropa, data manufaktur menunjukkan bahwa zona euro, Jerman, dan Inggris tetap terjebak dalam kondisi lesu pada bulan September.
Di sisi lain, survei resmi mengenai manufaktur di China menunjukkan bahwa aktivitas tersebut mengalami ekspansi untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir. Untuk meningkatkan pasokan minyak mentah dalam sistem, Menteri Energi Turki mengumumkan bahwa negara tersebut akan memulai kembali operasi pada pipa dari Irak yang telah ditangguhkan selama sekitar enam bulan pada pekan ini.
- Jadi Pengacara Jessica Wongso dalam Kasus Kopi Sianida, Berikut Profil Otto Hasibuan
- Rempang dan Cacat Amdal Proyek Strategis Nasional
- Strategi Jaga Produksi Pangan Akibat El Nino, Pemkab Banyuwangi Pantau Debit Air Irigrasi
OPEC+, yang merupakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) ditambah Rusia dan sekutu lainnya, akan mengadakan pertemuan pada hari Rabu 4 Oktober 2023. Namun pertemuan itu kemungkinan besar tidak akan mengubah kebijakan produksi minyak saat ini.
Hasil survei Reuters menunjukkan produksi minyak OPEC meningkat untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan September meskipun ada pemangkasan oleh Arab Saudi.