Petani Tembakau di Rembang sedang menjemur rajangan daun tembakau (Foto: Jatengprov.go.id)
Nasional

Harga Naik Bikin Petani Tembakau Rembang Semringah

  • Hasil jerih payah meramu daun beberapa bulan ke belakang terbayar lunas. Petani tembakau di Kabupaten Rembang tengah sumringah mendengar harga bahan utama rokok itu terlampau tinggi dibanding musim panen sebelumnya.

Nasional

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Hasil jerih payah meramu daun beberapa bulan ke belakang terbayar lunas. Petani tembakau di Kabupaten Rembang tengah sumringah mendengar harga bahan utama rokok itu terlampau tinggi dibanding musim panen sebelumnya. 

Hal itu terjadi di Desa Pragu, Kecamatan Sulang, bahwa pada sepanjang jalan, dapat dijumpai tanaman tembakau. Masuk ke pemukiman aroma tembakau langsung menusuk hidung, lantaran banyak kegiatan menjemur, termasuk memetik daunnya di sawah pada pagi hari.

Hilir mudik juga bisa melihat pengendara sepeda motor yang membawa gulungan daun tembakau. Yang selanjutnya dilakukan proses pemilahan, perajangan, penjemuran, sampai pada pengumpulan dalam satu bungkusan besar berbentuk persegi besar, yang disebut satuan per bal tembakau.

Hal tersebut diungkapkan oleh Petani tembakau Rukun. Salah satu perwakilan mengaku senang karena harga tembakau pada tahun ini mengalami kenaikan. Harganya naik Rp3 ribu per grade.

Saat ini, dia berhasil menjual lima bal tembakau ke PT Sadana, dengan harga rata-rata Rp45 ribu per kilogram. Untuk lima bal, Rukun membawa pulang uang Rp10,5 juta.

“Tembakau saya masuk di kelas S1 semua. Harganya Rp45 ribu,” ungkap Rukun, saat ditemui Pemerintah Provinsi Jateng tempat rajangan tembakaunya, Rabu (6/9/2023). Selain harganya yang naik, dia juga bersyukur atas kondisi cuaca tahun ini. 

Hal yang sama juga dirasakan oleh Ramuntani. Dirinya malah sudah empat kali menjual tembakau tahun ini. Grade tembakau yang dijualnya SSP. Bahkan setelah ini, dia bercerita akan menjual enam bal tembakau lagi. “Grade SSP Rp46 ribu per kilogram. Alhamdulillah, jual empat kali sudah Rp30 juta,” ungkapnya.

Dilema Impor Tembakau

Sebelumnya, Eks Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan produksi tembakau Temanggung pada 2021 mencapai 597,77 ton dari luas lahan tanam sebesar 18.640 hektare. Angka tersebut menjadi yang tertinggi dari produksi tembakau keseluruhan di wilayah Jateng. 

Meski panen berlimpah itu, Ganjar mengaku kedapatan warga yang mengadu soal kebijakan impor tembakau dari pemerintah pusat. “Pak, tembakau kami meningkat, kenapa kita masih melakukan impor tembakau,” kata Ganjar yang disiarkan Youtube Espos Indonesia.  

Hal itu diduga menjadi penyebab harga jual tembakau tak diharapkan oleh petani. Oleh sebab itu, Ganjar mengusulkan kepada pemerintah untuk membuat sebuah riset center terhadap hasil tembakau yang dihasilkan bumi Indonesia. 

Dengan begitu, jika riset hasil telah keluar dan memang tembakau Indonesia memiliki kualitas jempolan, bukan tidak mungkin gantian negara lain yang akan mengimpor tembakau yang ditanam para petani lokal.

Sebagai tambahan, data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menyatakan China adalah negara pemasok tembakau terbanyak ke Indonesia dengan nilai mencapai US$200,81 juta, kemudian disusul Brazil dengan nilai US$101,82 dan ketiga Turkiye sebesar US$38,974.