Harga Pertamax Ikut Naik Seperti BBM Subsidi, Ini Penjelasan Pertamina

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) memberlakukan penyesuaian tarif untuk bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan nonsubsidi untuk produk Pertamax. Namun mengapa Pertamax ikut naik?

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menjelaskan dalam beberapa bulan terakhir, harga Pertamax tidak disesuaikan secara berkala mengikuti tren Indonesian Crude Price (ICP), sehingga harga jual Pertamax memiliki selisih dengan harga keekonomiannya.

“Tercatat sejak Maret hingga September 2022, BBM RON 92 yang setara Pertamax sudah disesuaikan secara berkala oleh badan usaha lain, sedangkan Pertamax baru sekali penyesuaian harga pada April lalu,” kata Irto pada Senin 5 September 2022.

• Grup Bakrie, Bumi Resources Minerals (BRMS) Temukan Tambahan Emas dari Proyek Palu
• Melihat Cara Kerja Flightradar24, Situs Web Pelacak Pesawat di Langit
• APPSI: Jika Harga BBM Naik, Bapok Bakal Ikut Melejit hingga 30 Persen

Mekanisme penyesuaian harga secara berkala dilakukan, mengingat Pertamax sebagai BBM nonsubsidi yang harganya fluktuatif maka perlu untuk mengikuti tren dari industri minyak dan gas, terutama harga ICP.

Menurutnya masyarakat tidak perlu khawatir karena penyesuaian harga BBM ini telah dievaluasi sebelumya. Termasuk dengan keputusan untuk menurunkan harga Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex 1 September 2022 lalu.

Seperti yang diketahui, pada Agustus 2022 tren ICP masih tinggi sekitar US$94.17 per barel. Maka penyesuaian harga baru Pertamax diberlakukan mulai tanggal 3 September 2022.

Adapun untuk harga jual Pertamax ditetapkan Rp14.500 per liter untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5%. Hal ini sudah tertuang dalam regulasi Kepmen ESDM No. 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga jenis bahan bakar umum (JBU).

Irto menambahkan bahwa, jika dibandingkan dengan seluruh produk RON 92, harga Pertamax masih paling kompetitif.