Ilustrasi perumahan murah Citra Maja Raya yang digarap PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Properti

Harga Properti Jakarta Selatan Naik, Jakarta Utara Turun pada Kuartal I 2024

  • Rumah tipe kecil 54 justru menjadi favorit pembeli rumah pertama dan milenial.
Properti
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA – Hingga kuartal I-2024 terjadi kenaikan harga rumah di Jakarta Selatan. Sebaliknya di Jakarta Utara  justru menunjukkan penurunan harga properti.

CEO dan Co-founder Pinhome Dayu Dara Permata menyatakan, adanya tren kenaikan harga rumah tipe kecil di wilayah penyangga Jakarta dan Kota Besar. Rumah tipe kecil 54 justru menjadi favorit pembeli rumah pertama dan milenial. Hal ini mendorong kenaikan harga jual tertinggi secara kuartalan di Kabupaten Bekasi sebesar 11%, Jakarta Selatan 9%, Jakarta Pusat 8%, dan Bogor 8%.

"Penurunan harga rumah tipe kecil di Jakarta Utara, Barat, dan Tangerang menunjukan harga jual rumah tipe kecil terkonsentrasi di Jakarta Utara minus 16%,  Jakarta Barat minus 13%,  dan Tangerang minus  14%," katanya pada Jumat, 21 Juni 2024

Dari sisi harga sewa tahunan rumah dengan ukuran lebih kecil atau sama dengan tipe 54 mengalami kenaikan secara kuartalan di Jakarta Selatan sebanyak 15%, Kabupaten Badung 12%, Kota Bandung 7%, dan Kabupaten Bandung Barat 7%.

Penurunan harga sewa tahunan terjadi di Kota Bogor minus 32%, Kota Jakarta Utara minus 24% dan Kota Jakarta Pusat minus 22%. Namun di wilayah Jakarta Timur nampak mengalami kenaikan harga sewa teringgi untuk rumah tipe 55-120. Peningkatan harga sewa tahunan tertinggi di wilayah Jabodetabek terjadi di Kota Jakarta Timur, mencapai 20%.

Sedangkan penurunan harga sewa di kota penyangga Jakarta  umumnya mengalami penurunan harga sewa tahunan secara kuartalan, dengan penurunan tertinggi terjadi di Kota Tangerang minus 18%, Kota Bogor minus14%, dan Kabupaten Bekasi minus 10%.

Faktor Penyebab 

Menurut data Indonesia Residential Market kuartal I-2024 yang dikeluarkan oleh Pinhome ada empat alasan yang mempengaruhi fluktuasi harga rumah.

 Pertama tingginya suku bunga pinjaman menekan harga rumah seken. Hal ini tentu sebagai respons terhadap tingginya suku bunga bank dan pinjaman dalam pembiayaan rumah, di semua wilayah pulau Jawa umumnya menunjukkan penurunan harga rumah seken.

Kedua urgensi memanfaatkan insentif bebas PPN, untuk memanfaatkan insentif pajak penuh sebelum Juni 2024 mendorong pembeli mengambil keputusan 25% lebih cepat. Preferensi dan tingkat kemampuan finansial generasi milenial umumnya pada segmen harga rumah menengah ke bawah.

Ketiga adanya lonjakan permintaan KPR, di mana konsumen masih konservatif dalam strategi keuangan. Keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan di 6.00% selama dua kuartal terakhir mendorong peningkatan 36% dalam permintaan KPR secara kuartalan. Namun, masih terlihat pergeseran preferensi konsumen dalam permintaan KPR dan KPR Take Over.

Terakhir tingginya beban pinjaman beli rumah dorong permintaan sewa rumah. Permintaan sewa rumah meningkat sebesar 55% pada kuartal pertama tahun 2024 dibandingkan dengan rata-rata kuartal tahun 2023. Pertumbuhan permintaan sewa rumah terbesar terjadi di Kota Depok, Kota Jakarta Selatan, dan Kota Bandung.