Harga Rumah di Jakarta Turun, Jawa Barat dan Banten Malah Naik
JAKARTA – Situs jual beli properti Rumah.com mengungkapkan adanya tren kenaikan harga hunian di Jawa Barat sebesar 1,8% kuartal ke kuartal (quarter-on-quarter/qoq) dan Banten sebesar 1,1% (qoq) pada kuartal IV-2020. Sebaliknya, harga rumah di DKI Jakarta menurut indeks mengalami penurunan sebesar 1,2% (qoq). “Jawa Barat dan Banten tetap menunjukkan kenaikan harga properti, terutama di Depok, […]
Industri
JAKARTA – Situs jual beli properti Rumah.com mengungkapkan adanya tren kenaikan harga hunian di Jawa Barat sebesar 1,8% kuartal ke kuartal (quarter-on-quarter/qoq) dan Banten sebesar 1,1% (qoq) pada kuartal IV-2020. Sebaliknya, harga rumah di DKI Jakarta menurut indeks mengalami penurunan sebesar 1,2% (qoq).
“Jawa Barat dan Banten tetap menunjukkan kenaikan harga properti, terutama di Depok, Bekasi, Cikarang serta Tangerang,” ujar Country Manager Rumah.com Marine Novita, Selasa, 16 Februari 2021.
Tren ini diungkap dalam Rumah.com Indonesia Property Market Index. Riset tersebut didapat berdasarkan data harga, suplai, dan pencarian properti sepanjang kuartal IV-2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Menurut Marine, kenaikan harga di Jawa Barat ditopang oleh Kota Depok yang mengalami kenaikan sebesar 7,5% (qoq). Kabupaten Bekasi juga mengalami peningkatan harga sebesar 6,5% (qoq). Kenaikan harga ini berlaku untuk rumah tapak maupun apartemen.
Di Banten, Kota Tangerang mengalami kenaikan harga sebesar 2,3% (qoq). Meski begitu, penurunan harga terjadi untuk pertama kalinya di Kabupaten Tangerang sebesar 2,1% (qoq).
Marine menyebut harga memang turun jika dilihat dari qoq, tetapi jika dilihat dari tahun ke tahun (year-on-year/yoy) harga masih naik sebesar 2%.
Penurunan harga terbesar di DKI Jakarta terjadi di Jakarta Pusat sebesar 2,2% (qoq). Jakarta Utara juga mengalami penurunan sebesar 1,6%. Penurunan ini terjadi baik untuk rumah tapak maupun apartemen.
“Turunnya harga properti di kawasan Jakarta Utara dan Jakarta Pusat disebabkan harga properti yang sudah tinggi. Sementara konsumen properti yang sedang aktif saat ini adalah konsumen untuk kisaran harga menengah dan menengah atas,” ujar Marine.
Rumah.com mencatat permintaan properti hunian saat ini umumnya berada di kisaran harga Rp300 juta-Rp1,5 miliar.
Akibat pandemi, terjadi penurunan indeks harga properti di seluruh Indonesia baik secara qoq maupun yoy di 2020. Penurunan qoq sebesar 0,5% dan penurunan yoy lebih buruk lagi, yaitu sebesar 1,3%.