Harga Sawit RI Masih Mengekor Malaysia, Zulhas Disemprit Jokowi
- Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengaku masih sering ditegur Presiden Joko Widodo (Jokowi) lantaran harga minyak sawit di Indonesia masih bergantung atau mengikuti harga sawit negara Jiran Malaysia.
Nasional
JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengaku masih sering ditegur Presiden Joko Widodo (Jokowi) lantaran harga minyak sawit di Indonesia masih bergantung atau mengikuti harga sawit negara Jiran Malaysia.
Padahal seharusnya jika dibandingkan Malaysia produksi sawit Indonesia jauh lebih besar. Maka Zulhas membentuk bursa komoditas sawit sebagai tempat pusat perdagangan dan acuan harga dalam negeri maupun ekspor.
"Saya ditegur terus oleh Pak Presiden, Pak Luhut (Menko Maritim dan Investasi), kok Indonesia andalkan Malaysia RI kan lebih banyak sawitnya," kata Zulkifli dalam acara Bulan Literasi Perdagangan Berjangka Komoditi di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa,7 Maret 2023.
- Ungkap Fakta Sejarah, Keponakan Adolf Hitler Ternyata Tentara Amerika
- 3 Alasan Penting Mengapa Anda Harus Istirahat dari Media Sosial
- Apple Dikabarkan Sedang Menyiapkan MacBook Air 13 dan 15 Inci Terbaru dengan Chip M3
- Sudah Punya Wi-Fi Tapi Internet Masih Lemot? Ini Cara Mengatasinya
Mendag meminta Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komiditi (Bappebti) sebagai lembaga di bawah Kementerian Perdagangan untuk segera mempersiapkan bursa komoditas sawit. Ditargetkan bursa tersebut dapat berdiri pada bulan Juni mendatang. Sementara harga acuan sawitnya ditargetkan akan terbentuk 2 bulan berikutnya.
Ditemui dalam acara yang sama, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko mengatakan, saat ini pemerintah sudah memiliki dua lembaga bursa komoditi berjangka. Yakni Bursa Berjangka Jakarta (JFX) serta Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICDX).
Menurutnya salah satu atau kedua bursa berjangka tersebut akan diperintahkan oleh pemerintah untuk menjadi bursa komoditas sawit. Hal ini penting lantaran Indonesia merupakan negara pemilik sawit terbesar.
"Kami akan bikin satu kebijakan sedemikian rupa untuk mendorong agar sawit masuk bursa sehingga kalau sudah masuk bursa, akan money to money jadi harga akan terbentuk secara transparan," tandasnya