
Harga SUN Tertekan, Seberapa Aman Berinvestasi di Obligasi Pemerintah?
- Selain faktor keamanan, kondisi pasar saat ini juga mendukung investasi obligasi. Tony menjelaskan bahwa saat ini Indonesia berada dalam siklus penurunan suku bunga, yang membuat investasi obligasi menjadi lebih menarik.
Obligasi
JAKARTA - Mirae Asset Sekuritas Indonesia bersama PT Bank DBS Indonesia resmi meluncurkan M-STOCK Online Retail Bonds, memungkinkan pengguna untuk membeli obligasi negara melalui aplikasi. Keamanan investasi obligasi pemerintah pun menjadi salah satu poin yang dibahas dalam diskusi.
Rado Normandia Manurung, Head of Wholesale PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menegaskan bahwa tidak ada investasi tanpa risiko. Namun, dibandingkan instrumen lain, obligasi pemerintah merupakan salah satu pilihan dengan risiko paling rendah.
"Tidak ada investasi dengan risiko nol. Tapi dibandingkan saham, derivatif, atau instrumen lainnya, obligasi dikenal sebagai investasi yang lebih stabil. Terlebih, obligasi pemerintah Indonesia dijamin oleh undang-undang," ujar Rado dalam acara peluncuran M-STOCK Online Retail Bonds di Jakarta, Kamis, 27 Februari 2025.
Untuk diketahui, Harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami tekanan dalam perdagangan beberapa hari ke belakang.
- Menakar Prospek Vale (INCO) Usai Laba 2024 Sisa Rp931 Miliar
- Jika Benar Ada Pengoplosan Pertamax-Pertalite, Konsumen Berhak Menggugat
- Kawal Terus Kasus Pagar Laut, Jangan Sampai Tenggelam
Menurut data dari PHEI, imbal hasil (yield) SUN acuan bertenor 5 tahun (FR0104) meningkat 4 basis poin (bp) menjadi 6,65%, sementara imbal hasil SUN acuan 10 tahun (FR0103) naik 3 bp ke level 6,84%.
Sementara itu, data Bloomberg mencatat bahwa yield curve SUN bertenor 10 tahun (GIDN10YR) tetap stabil di posisi 6,86%. Level ini masih sejalan dengan proyeksi kisaran yield untuk pekan ini, yaitu 6,71% hingga 6,91%.
Di sisi lain, total nilai transaksi Surat Berharga Negara (SBN) yang diperdagangkan secara outright mencapai Rp42,7 triliun, lebih tinggi dibandingkan hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp39,2 triliun.
Dua seri SUN yang paling aktif diperdagangkan di pasar sekunder adalah FR0100 dan FR0104, dengan nilai transaksi masing-masing mencapai Rp10,9 triliun dan Rp9,1 triliun.
Adapun volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,4 triliun.
UU Penjamin Obligasi Pemerintah
Rado menambahkan bahwa ada dua undang-undang yang menjamin pembayaran pokok dan kupon obligasi pemerintah, yaitu UU No. 24 Tahun 2002 dan UU No. 19 Tahun 2008.
"Jadi, investor tidak perlu khawatir gagal bayar, karena secara historis, pemerintah Indonesia tidak pernah default dalam pembayaran obligasinya," tambahnya.
Tony M. Suryo Mulyono, Head of Fixed Income, Global Financial Markets di PT Bank DBS Indonesia, juga menekankan kepercayaan investor global terhadap obligasi Indonesia.
"Ketika kami bertemu investor di luar negeri, mereka selalu menyebut obligasi Indonesia sebagai investasi yang aman. Bahkan, investor besar di Frankfurt dan San Francisco menyatakan bahwa membeli obligasi Indonesia memberi mereka ketenangan dalam berinvestasi," katanya.
Selain itu, Tony menjelaskan bahwa rating kredit Indonesia yang berada di level BBB (investment grade) semakin memperkuat kepercayaan investor terhadap stabilitas obligasi pemerintah.
Mengapa Sekarang Waktu yang Tepat untuk Berinvestasi Obligasi?
Selain faktor keamanan, kondisi pasar saat ini juga mendukung investasi obligasi. Tony menjelaskan bahwa saat ini Indonesia berada dalam siklus penurunan suku bunga, yang membuat investasi obligasi menjadi lebih menarik.
"Investasi obligasi di saat suku bunga turun adalah waktu terbaik. Meskipun ada ketidakpastian global, Bank Indonesia tetap menurunkan suku bunga karena inflasi yang rendah dan pertumbuhan ekonomi yang stabil," ungkapnya.
Faktor Eksternal vs. Internal: Mana yang Lebih Berpengaruh?
Dalam diskusi, muncul pertanyaan mengenai apakah faktor eksternal atau internal lebih memengaruhi pasar obligasi Indonesia saat ini. Tony menjelaskan bahwa instrumen obligasi pemerintah dalam denominasi rupiah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor dalam negeri.
"Kepemilikan asing di pasar obligasi rupiah kini hanya sekitar 14,5%, jauh lebih rendah dibandingkan 30-40% beberapa tahun lalu. Artinya, pasar obligasi kita kini lebih tahan terhadap guncangan eksternal dan lebih bergantung pada kebijakan dalam negeri," jelasnya.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa faktor eksternal tetap memiliki pengaruh, terutama kebijakan suku bunga The Fed. "Saat ini, The Fed memang menunda penurunan suku bunganya, tetapi bukan berarti narasi ini berubah sepenuhnya," tambahnya.
- LK21-PusatFilm Ilegal, Ini 5 Rekomendasi Situs Streaming Film Aman
- Bukan di Oppadrama-LK21, Berikut Cara Nonton Drakor Undercover High School
- LK21-IDLIX Ilegal, Ini 5 Platform Nonton Film yang Aman
Mengamankan Investasi dengan Obligasi Pemerintah
Berdasarkan pemaparan para ahli, obligasi pemerintah Indonesia tetap menjadi pilihan investasi yang menarik di tengah dinamika pasar global.
Dengan suku bunga yang sedang dalam tren penurunan, stabilitas ekonomi Indonesia, serta perlindungan hukum terhadap obligasi pemerintah, kini adalah waktu yang tepat bagi investor untuk mempertimbangkan investasi ini.
Peluncuran "Mirae Asset x DBS Online Retail Bonds" diharapkan dapat memberikan akses lebih luas bagi investor ritel untuk menikmati keuntungan dari investasi obligasi pemerintah yang stabil dan aman.