Warga mengakses aplikasi crypto melalui gawai di Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

Hari Kemerdekaan RI, 10 Aset Kripto Big Cap Melaju di Zona Hijau

  • Pola pergerakan kripto bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 RI ini terpantau mulai pulih
Pasar Modal
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Pergerakan aset kripto pada Hari Kemerdekaan Indonesia, Rabu 17 Agustus 2022 terpantau perkasa di zona hijau. 

Melansir situs CoinMarketCap pada Rabu (17/7) pukul 17.00 WIB, dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar atau big cap kompak bergerak optimis ke zona hijau dalam 24 jam terakhir. Misalnya, nilai Bitcoin (BTC) naik tipis 0,92% ke US$24.122 per keping dalam sehari terakhir.

Sementara, Ethereum (ETH) naik 2,37% ke US$1.911 di waktu yang sama. XRP, Cardano (ADA) dan Solana (SOL) punya nasib yang sama melonjak harganya masing-masing 4,88%, 4,67%, dan 2,55%.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, melihat pola pergerakan kripto bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 RI ini terpantau mulai pulih setelah terbaring lemas sejak awal pekan. Investor juga sepertinya sedang memiliki selera risiko pasar yang tinggi. 

"Hal ini terbukti dari performa altcoin yang lebih baik dari aset kripto yang lebih aman, sebut saja seperti BTC dan ETH. SHIB, DOGE, XTZ dan CHZ tumbuh sangat baik pada pekan ini. Tingginya selera risiko investor juga tercermin dari nilai indeks BTC Dominance yang saat ini berada di 39,9%, jauh lebih rendah dari 48% dua bulan sebelumnya," kata Afid dalam keterangan pers, dikutip Kamis, 18 Agustus 2022.

Afid menjelaskan rendahnya indeks dominasi BTC menjadi indikator yang mengukur kekuatan kapitalisasi pasar BTC terhadap keseluruhan pasar kripto. Semakin rendah akan menjadi lebih baik untuk pertumbuhan altcoin. Artinya investor kini lebih memilih untuk akumulasi altcoin dibanding BTC.

Menurutnta, market kripto akan diproyeksikan jauh lebih baik menjelang akhir tahun karena beberapa faktor penyebabnya. Seperti Departemen Ketenagakerjaan AS mengumumkan tingkat inflasi tahunan sebesar 8,5% di Juli. 

Inflasi yang melandai bisa membuat The Fed, mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneternya. Hal itu, tentu saja, akan meningkatkan selera risiko investor di pasar aset kripto.

Lalu, Ethereum mengumumkan jadwal upgrade jaringan dari proof-of-work ke proof-of-stake, yang dikenal sebagai The Merge, dari jadwal semula 19 September menjadi 15 September mendatang.

“Banyak institusi yang masuk ke industri kripto dan blockchain, seperti BlackRock yang menyediakan jasa konsultasi untuk klien mereka di investasi kripto.”

Menanti Risalah The Fed

Sentimen yang diantisipasi oleh investor kripto saat ini adalah menanti hasil risalah rapat (minutes of meeting) bank sentral AS, The Fed yang dirilis Kamis (18/8) dini hari waktu Indonesia. Dokumen tersebut diharapkan dapat memberi gambaran terkait kebijakan moneter yang bakal ditempuh otoritas moneter AS itu ke depannya.

"Jadi, jika tidak ada perubahan dari keputusan sebelumnya, di mana The Fed akan bersikap tenang menekan laju inflasi AS, prospek market kripto masih tetap terlihat menjanjikan di jangka menengah," jelas Afid.

Dari gerak harga Bitcoin, investor sejatinya masih sangsi untuk mengakumulasi BTC, setelah kripto itu gagal mempertahankan posisinya di atas US$ 25.000. Terlebih,  trading volume yang menipis sejak awal pekan ikut membuat investor ragu-ragu melakukan aksi akumulasi.

Pergerakan harga Bitcoin masih berada diatas day-20 exponential moving average (EMA) yang menandakan masih uptrend. Target kenaikan masih berada di level US$25.343 dan apabila breakout target selanjutnya berada di level US$26.526. 

Sementara, level support terdekat masih berada di level US$ 23.536, sebagai pertahanan jika harga Bitcoin kembali turun.