Gaya Hidup

Hari Kesehatan Nasional: Indonesia Alami Kekurangan Gizi dan Obesitas

  • Kementerian Kesehatan mencatat pada tahun ini, angka penderita anak kekurangan gizi menurun menjadi 30,8 persen dari jumlah penduduk. Tahun lalu, angka penderita ini mencapai 37,2 persen. Meski mengalami penurunan, angka trsebut masih jauh dari anjuran yang ditetapkan oleh badan kesehatan internasional WHO sebesar 20 persen. Umumnya masalah anak ekurangan gizi terjadi di daerah terpencil. 

     

Gaya Hidup
trenasia

trenasia

Author

JAKARTA– Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada 12 November 2018 diharapkan menjadi momentum untuk memulai hidup sehat. Saat ini, masalah kesehatan di Indonesia tengah mengalami kondisi ganda yaitu kekurangan gizi dan obesitas. 

“Indonesia mengalami beban ganda atau double problem of nutrition problem. Di satu sisi kita mengalami masalah gizi kurang, pendek, stunting, namun di sisi lain kita juga dihadapkan pada masalah over nutrisi yakni masalah obesitas dan kegemukan,” katanya saat ditemui pada agenda Hari Kesehatan Nasional di Kantor Kementerian Kesehatan Jl Rasuna Said, Senin (12/11/2018).

Kementerian Kesehatan mencatat pada tahun ini, angka penderita anak kekurangan gizi menurun menjadi 30,8 persen dari jumlah penduduk. Tahun lalu, angka penderita ini mencapai 37,2 persen. Meski mengalami penurunan, angka trsebut masih jauh dari anjuran yang ditetapkan oleh badan kesehatan internasional WHO sebesar 20 persen. Umumnya masalah anak ekurangan gizi terjadi di daerah terpencil. 

Sementara itu, masalah obesitas terjadi karena umumnya masyarakat sendiri tidak menyadari tentang bahaya besitas. Sehingga mereka tidak memiliki pola hidup sehat. Banyak orang yang tidak membatasi porsi makanan dan tidak meyampatkan waktu untuk berolahraga. 

“Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan perilaku makan buah dan sayur yang cukup, yakni 5 porsi per hari sesuai anjuran WHO, baru mencapai 5 persen,” sebut Nila. 

Nila mengatakan, jika masyarakat tidak menyadari tentang pentngnya kesehatan, maka Indonesia akan menghadapi masalah kesahatan yang lebih besar lagi. Kementerian Kesehatan sendiri tengah berupaya dengan melakukan pendekatan pormotif dan preventif. Salah satu program mereka adalah Gerakan Masyarakat Sehat (Germas). 

“Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari diri kita sendiri, kemudian keluarga, tatanan masyarakat, dan akhirnya seluruh komponen bangsa,” sebutnya. (GEM)