Hari Susu Sedunia 2023: Indonesia Masih Ketergantungan Susu Impor
- Kementerian Kesehatan menyebut Indonesia masih mengandalkan impor sekitar 80 persen untuk memenuhi kebutuhan susu.
Nasional
JAKARTA—Jumlah produksi susu segar dalam negeri (SSDN) masih jauh dari memuaskan. Hingga kini Indonesia masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan susu warga. Selain itu, tingkat konsumsi susu Tanah Air juga masih tertinggal dibanding negara tetangga.
Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyambut Hari Susu Sedunia yang jatuh setiap 1 Juni 2023. Budi mengatakan konsumsi susu menjadi salah satu upaya pemenuhan nutrisi masyarakat. Namun pihaknya mengakui konsumsi susu di dalam negeri masih rendah. “Tingkat konsumsinya sebesar 16,27 kg per kapita per tahun, lebih rendah dibanding negara-negara tetangga,” ujarnya dalam konferensi pers virtual.
Pihaknya mengatakan kandungan protein hewani dalam susu penting untuk meningkatkan kecukupan nutrisi. Selain protein, konsumsi susu dapat menambah asupan vitamin dan mineral tubuh. Budi mengatakan konsumsi protein perkapita masyarakat Indonesia sudah di atas standar nasional yakni 62,2 gram dari standar nasional 57. “Namun konsumsi protein hewani seperti dan produk olahannya masih tergolong rendah,” ujarnya.
- Tertarik Konversi Motor Listrik? Simak Caranya di Sini
- Dorong Transisi Energi, PGN Fokus Gasifikasi Kilang Pertamina
- Daftar 10 Orang Paling Kaya di Indonesia Terbaru, Hartono Bersaudara Kembali Nomor 1
Defisit 600 Ton
Tak hanya itu, pemerintah masih memiliki PR untuk meningkatkan produksi susu segar nasional. Kementerian Kesehatan menyebut Indonesia masih mengandalkan impor sekitar 80 persen untuk memenuhi kebutuhan susu. Artinya, produksi lokal baru mampu mencukupi kebutuhan sekitar 20 persen. “Jumlah produksi susu segar dalam negeri masih sangat perlu ditingkatkan,” ujar Budi.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan kebutuhan susu segar harian Industri Pengolah Susu (IPS) Jawa Timur dalam kondisi normal berjumlah 2.000 ton. Namun hingga kini baru terpenuhi sebesar 1.400 ton atau defisit 600 ton.
“Ini membuat Jawa Timur masih impor bahan baku industri susu berupa skim milk powder, whole milk powder dan full milk powder sebanyak 342 ribu ton per tahun,” ujarnya.
Khofifah menambahkkan peningkatan populasi sapi perah untuk meningkatkan produksi susu segar kian dibutuhkan, apalagi setelah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Peringatan Hari Susu Sedunia menjadi salah satu upaya mendorong peternak agar tetap berdedikasi dalam beternak sapi perah penghasil susu segar. Kami juga menyadari pengendalian PMK tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, keterlibatan stakeholder lain sangat diperlukan.”