<p>Kementerian Pertanian tengah mempersiapkan kerja sama pembukaan lahan pertanian atau cetak sawah seluas 600.000 hektare. / Facebook @kementanRI</p>
Nasional

Hari Tani Nasional: Perampasan Tanah dan Terjungkalnya Saham Sektor Agrobisnis

  • Hari Tani Nasional rupanya sama sekali tidak memberikan sentimen positif bagi sektor agrobisnis di lantai bursa. Kinerja sektor agrobisnis merosot 2,84% sekaligus menjadi sektor penekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada Kamis 24 September 2020 ini anjlok 1,52% ke level 4.842,75.

Nasional
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Hari ini, Kamis, 24 September 2020, Indonesia tengah merayakan Hari Tani Nasional 2020. Ini mestinya menjadi momentum bagi industri agrikultur untuk bangkit dan memegang kendali atas ketahanan pangan Tanah Air.

Terlebih lagi, pertanian sempat menjadi satu-satunya sektor yang mengalami pertumbuhan positif 2,19% ketika perekonomian Indonesia terjungkal 5,3% pada kuartal II-2020.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, peringatan ini seharusnya menjadi momentum bagi konsolidasi emosional jajaran pemerintah yang bergerak dalam bidang pertanian. Sektor pertanian, kata dia, harus lebih baik dan menjadi sektor andalan nasional.

“Bertepatan dengan Hari Tani Nasional ini saya mengajak para pelaku pembangunan pertanian untuk bekerja sama mengatasi persoalan pertanian. Kita harus bahu membahu memajukan sektor pertanian karena ini bukan hanya tugas Kementan saja, melainkan tugas semua orang,” ujar Syahrul dalam rilis tertulis yang diterima TrenAsia.com, Kamis, 24 September 2020.

Dalam rilisnya, Syahrul terus menggembar-gemborkan keperkasaan sektor pertanian sebagai penopang ekonomi nasional. Dia juga turut mengglorifikasi peran petani yang disebutnya sebagai pahlawan kehidupan bangsa.

“Terima kasih kepada para petani, karena petani adalah pahlawan penyelamat kehidupan bangsa,” ungkap dia.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. / Facebook @KementanRI

Protes Petani

Pada saat bersamaan, Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA) justru menggelar aksi protes serentak di 60 kabupaten di Indonesia. Wilayah-wilayah ini meliputi Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, dan sejumlah provinsi lainnya.

Di Jakarta, aksi digelar di kawasan Gedung DPR RI dan Istana Kepresidenan. Mereka memasang 120 orang-orangan sawah di kedua pusat aksi ini sebagai simbolisasi ketidakmampuan pemerintah dalam menjalankan reforma agraria kepada petani.

Abainya pemerintah terhadap reforma agraria ini terbukti dari masih banyaknya permasalahan yang dihadapi petani. KNPA mencatat, ada setidaknya 35 konflik agraria yang terjadi sepanjang masa pendemi COVID-19 atau periode Maret-September 2020.

Juru Bicara KNPA Dewi Kartika memerinci, macam-macam konflik agraria itu mulai dari perampasan tanah, intimidasi, bahkan kriminalisasi kepada petani-petani kecil.

Situasi ini, kata Dewi, amat kontras dengan apa yang digembar-gemborkan pemerintah bahwa petani adalah pahlawan nasional. Sebab faktanya, praktik intimidasi yang memicu konflik agriria oleh pemerintah, aparat dan korporasi masih belum juga hilang.

“Ada 35 rentetan konflik agraria yang itu sebenarnya menandakan situasi kontrapoduktif dengan ajakan dan narasi presiden yang meminta petani kerja sama memastikan krisis pangan tidak terjadi,” tegas Dewi dalam konferensi pers daring, Rabu 23 September 2020.

Awak media mengamati monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Sektor Agrobisnis Amblas

Pada hari yang sama, Hari Tani Nasional rupanya sama sekali tidak memberikan sentimen positif bagi sektor agrobisnis di lantai bursa. Kinerja sektor agrobisnis merosot 2,84% sekaligus menjadi sektor penekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada Kamis 24 September 2020 ini anjlok 1,52% ke level 4.842,75.

Hampir seluruh emiten yang bergerak dalam bidang agrikultur pun terlempar ke zona merah. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) misalnya tumbang 450 poin atau 4,41% ke level Rp9.750 per lembar.

Lalu ada nama PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) yang anjlok 6,49% atau 10 poin ke level Rp144 per lembar. Selanjutnya, ada PT BISI International Tbk (BISI) yang jatuh 10 poin ke level Rp880 per lembar.

Kemudian PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) yang turun 6,45% ke level Rp87 per lembar. Lalu PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) yang amblas 5,56% ke level Rp306.

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) turun terpeleset 1,76% ke level Rp446 per lembar. PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) tersandung 50 poin ke level Rp885. Plus PT Provident Agro Tbk (PALM) yang turun tipis 0,77% ke level Rp258.

Selanjutnya ada juga nama PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) yang terperosok 2,70% ke level Rp288. Lalu PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) yang turun 45 poin menjadi Rp790 per lembar. Pun demikian dengan PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) yang juga tumbang 2,44% ke level Rp80.

Di luar itu, memang ada beberapa perusahaan agrobisnis yang mengalami peningkatan, tapi peningkatannya tidak signifikan. Salah satu yang masih mengalami peningkatan adalah PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO). Sahamnya naik 2,14% ke level Rp1.435 per lembar.

Kemudian, PT Pinago Utama Tbk (PNGO) dengan kenaikan 1,77% ke level Rp575. Terakhir, PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) yang naik 0,67% menjadi Rp300 per lembar.  (SKO)