Karyawan berkatifitas dengan latar layar monitor pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 8 September 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Harta Djaya Karya (MEJA) Emiten Furnitur Tetapkan Harga IPO di Puncak

  • Harga penawaran umum saham PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) berada di puncak atau batas atas bookbuilding di rentang Rp100-103 per lembar.
Bursa Saham
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA – Emiten konsultasi desain dan fabrikasi furnitur PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) telah mematok harga initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) senilai Rp103 per saham.  

Mengacu prospektus, harga penawaran umum MEJA berada di puncak atau batas atas harga penawaran awal atau bookbuilding di rentang Rp100-103 per saham yang sudah pada 18-24 Januari 2024 lalu. Dengan melepas sebanyak 480 juta saham atau 25,03% dari modal yang disetor, itu artinya perseroan memperoleh cuan maksimal Rp49,44 miliar.

Dalam aksi korporasi ini,  Harta Djaya Karya menunjuk MNC Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan Erdhika Elit Sekuritas sebagai penjamin emisi efek. Adapun masa penawaran umum MEJA berlangsung mulai hari ini 31 Januari hingga 6 Februari 2024, dan pencatatan saham di BEI pada 12 Februari 2024 mendatang.

Tidak ketinggalan, Harta Djaya Karya yang memiliki kantor pusat di Jakarta Selatan, juga mengeluarkan 480 juta waran seri I secara cuma-cuma. Setiap pemegang satu saham baru berhak mendapatkan satu waran seri I.

Bahkan, setiap waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan dengan harga pelaksanaan Rp 115. Total pelaksanaan waran seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp55,2 miliar.

Sebagian besar dana dari IPO, sekitar 24% setelah dikurangi biaya emisi atau sekitar Rp10,9 miliar, akan dialokasikan oleh perseroan untuk pembelian aset tetap, termasuk peralatan kantor, peralatan proyek, dan kendaraan. Sekitar 4% akan digunakan untuk sewa bangunan, kendaraan, serta pengembangan sistem informasi dan jaringan. 

Sementara itu, sekitar 72% atau sekitar Rp32,71 miliar akan dialokasikan untuk keperluan modal kerja perseroan, termasuk pembelian persediaan bahan baku, biaya kontraktor, desain interior, dan pengadaan furnitur.

Adapun dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran seri I akan sepenuhnya digunakan untuk keperluan modal kerja perseroan, termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, bahan penunjang, biaya produksi, dan operasional lainnya.

Profil dan Pengendali MEJA 

PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) adalah perusahaan yang telah lama berkecimpung dan diakui dalam bidang konsultasi desain, konstruksi interior, dan pabrikasi furnitur. Dengan pengalaman lebih dari 12 tahun, perseroan memperkuat posisinya sebagai salah satu pilihan utama dalam menyediakan solusi desain dan konstruksi interior yang inovatif.

Perseroan saat ini menyediakan layanan konsultasi desain yang komprehensif, melibatkan perencanaan ruang hingga pemilihan bahan. Layanan ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap proyek mencerminkan visi dan kebutuhan klien.

Sebagai kontraktor interior yang andal, MEJA memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan desain awal sesuai dengan preferensi klien. Dengan fokus pada detail dan kualitas tinggi, MEJA memastikan setiap proyek konstruksi interior memenuhi standar tertinggi. 

MEJA tidak hanya menyediakan layanan konstruksi, tetapi juga memiliki fasilitas pabrikasi furnitur khusus. Produk furnitur yang diproduksi secara custom-made dan loose furniture yang mudah dipindahkan, seperti meja, kursi, dan sofa, dapat disesuaikan dengan kebutuhan proyek dan preferensi klien.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan dalam prospektus, MEJA berhasil membukukan pendapatan sebesar 42,75 miliar per 31 Desember 2022. Jumlah tersebut melesat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang hanya mencapai Rp9,62 miliar. 

Sementara itu, per 31 Juli 2023,emiten yang menggunakan kode saham MEJA ini sukses membukukan pendapatan senilai Rp16,54 miliar. Jumlah pendapatan tersebut naik tipis dibandingkan perolehan pendapatan pada 31 Juli 2022, yakni Rp16,31 miliar.  

Asal tahu saja, pemegang saham Harta Djaya Karya sebelum IPO terdiri dari PT Interra Djaya Karya 69,55% saham, PT Wahana Investa Niaga 30%, dan Richie Adrian Hartanto S 0,45%. Pihak pengendali dari perseroan adalah Richie Adrian Hartanto S. Ia juga menjabat sebagai direktur utama perseroan.

Richie Adrian adalah seorang warga negara Indonesia berusia 35 tahun, lahir di Jakarta pada 31 Juli 1988. Sejak tahun 2012 hingga saat ini, beliau menjabat sebagai direktur utama perseroan, dengan masa jabatan yang ditetapkan hingga 5 tahun sesuai dengan anggaran dasar.