Harum Energy (HRUM)
Korporasi

Harum Energy (HRUM) Aktraktif Ekspansi Nikel, Bakal Kerek Harga Saham?

  • PT Harum Energy Tbk (HRUM), yang sebelumnya hanya berfokus pada sektor pertambangan batu bara, kini telah melakukan ekspansi signifikan ke dalam segmen nikel. Langkah ini mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Harum Energy Tbk (HRUM), yang sebelumnya hanya berfokus pada sektor pertambangan batu bara, kini telah melakukan ekspansi signifikan ke dalam segmen nikel. Langkah ini mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan. 

Diketahui, pada semester I 2024, kontribusi penjualan dari segmen bisnis nikel meningkat menjadi 30% dari total EBITDA perusahaan, menandakan kemajuan yang berarti dalam diversifikasi portofolio HRUM.

Dengan meningkatnya kontribusi bisnis nikel ini, Research Analyst dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan mempertahankan rekomendasi beli terhadap saham HRUM dengan target harga Rp1.860 per saham. 

Sementara itu, dari lantai bursa, pada perdagangan berjalan hari ini, Selasa, 8 Oktober 2024, saham HRUM terpantau melemah 3,89% ke level Rp1.360 per saham. Pelemahan tersebut membawa saham ini secara year-to-date melemah tipis 1,45%.

Kendati saham HRUM masih belum berada di tren penguatan, Darma bilang bahwa ekspektasi terhadap peningkatan kinerja keuangan yang didorong oleh bisnis nikel menjadi alasan kuat untuk tetap optimis. 

Ia juga menekankan bahwa Harum Energy telah berhasil menyelesaikan fase utama restrukturisasi, terlihat dari serangkaian pengumuman aksi korporasi baru-baru ini. “Dampak positif dari bisnis nikel diharapkan akan semakin terlihat dalam kinerja keuangan HRUM ke depan,” tulisnya dalam catatan riset yang dipublikasikan pada Senin, 7 Oktober 2024.

Di tengah upaya ekspansi ini, HRUM telah mengeluarkan nota konversi wajib senilai US$ 412 juta kepada afiliasi Grup Eternal Tsingshan dari China. Kesepakatan ini bukan hanya memperkuat kemitraan strategis dengan Tsingshan tetapi juga membuka peluang sinergi serta transfer teknologi dalam pemrosesan nikel, yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional.

HRUM juga telah menandatangani perjanjian pinjaman yang menyediakan dana US$ 45 juta untuk Westrong Metal Industry (WMI) dan US$ 60 juta kepada PT Position (POS). Langkah ini bertujuan untuk mendukung kebutuhan modal dan operasional, menegaskan komitmen perusahaan dalam memperkuat ekspansi di sektor nikel.

Namun, tantangan tetap ada. Menurut Darma, pasar nikel saat ini dihadapkan pada potensi perlambatan ekonomi di China dan kemungkinan sanksi terhadap kendaraan listrik yang diproduksi oleh negara tersebut, yang dapat menekan permintaan nikel secara global mulai tahun 2025.

Salah satu langkah korporasi penting lainnya adalah akuisisi 51% saham Nickel International Capital Pte Ltd (NICAP) yang berbasis di Singapura, senilai US$ 42,06 juta atau setara dengan Rp 640,2 miliar. 

Dengan pengambilalihan saham baru milik NICAP pada 26 September 2024, menjadikan NICAP sebagai pemegang 49% saham PT Position. Yang perlu diketahui, perusahaan ini merupakan entitas usaha HRUM yang memiliki konsesi lahan seluas 4.017 hektare di Halmahera Timur, Maluku Utara.

Secara keseluruhan, langkah-langkah strategis ini menunjukkan bahwa Harum Energy bertekad untuk mengukir posisi yang kuat dalam industri nikel, sambil terus mengatasi tantangan yang ada.