Photo by cottonbro studio: https://www.pexels.com/photo/a-female-teenager-wearing-red-long-sleeves-6214650/
Rumah & Keluarga

Harus Dihindari! Ini Kebiasaan Buruk Orang Tua yang Bikin Keluarga jadi Toxic

  • Tak hanya di lingkungan, sikap toxic rupanya muncul juga di kalangan keluarga.

Rumah & Keluarga

Rizky C. Septania

JAKARTA - Istilah Toxic belakangan ini populer untuk melabeli sesuatu yang merugikan orang secara moril dan materil. Tak hanya lingkungan sikap Toxic rupanya muncul juga di kalangan keluarga.

Padahal, keluarga seharusnya menjadi tempat dimana seseorang merasa aman dan terlindungi. Bagi Anak, sosok pelindung yang diharapkan tentunya adalah orang tua.

Sayangnya, beberapa kebiasaan orang tua malah membuat keluarga menjadi Toxic bagi sang anak. Ironisnya, hal ini timbul tanpa disadari oleh orang tua. Tak heran, alih-alih sebagai tempat berlindung, anak akan menganggap keluarga sebagai tempat yang harus dihindari sehingga tak ada lagi hubungan harmonis antar anggotanya.

Berangkat dari hal tersebut berikut adalah kebiasaan orang tua yang bisa menyebabkan keluarga menjadi Toxic.

1. Sering Berteriak

Orang tua kadang suka berteriak pada anak atau bahkan satu sama lain. Alasannya beragam, entah karena kesal ataupun sekadar lelah. Namun, Anda perlu tahu bahwa berteriak merupakan salah satu ciri-ciri dari cara pengasuhan yang dibilang Toxic.

Meski terkadang berteriak memang diperlukan seperti pada situasi berbahaya, namun kebiasaan berteriak yang dilakukan orangtua dengan tujuan memarahi anak justru merupakan suatu kesalahan fatal.

Berteriak bukanlah cara yang efektif untuk mengubah sikap anak. Alih-alih mengubah anak jadi baik, berteriak justru akan berdampak buruk dan membuat hubungan antara orangtua dan anak merenggang dan rentan memicu terbentuknya toxic family.

2. Melabeli Anak

Labelling menjadi salah satu  kebiasaan buruk orangtua yang hingga saat ini masih dinormalisasi  oleh banyak orang tua di Indonesia. Padahal pada dasarnya kebiasaan labeling justru berpotensi berbahaya.

Sebagaimana diketahui, melabeli anak bisa menjadi pemenuhan diri sendiri dan bisa sangat sulit untuk digoyahkan. Bahkan label  positif sekalipun seperti “anak pintar” dan “anak rajin” dapat menjadi masalah hingga menjadi sebuah hal yang toxic.

Dibandingkan memberi label, salah satu peran terpenting orangtua adalah membantu anak-anak mengembangkan kecerdasan emosional. Caranya adalah dengan mengajari mereka mengidentifikasi apa yang mereka rasakan.

3. Menilai Anak Ketika Berbuat Salah

Menilai anak atau melakukan justifikasi saat anak berbuat salah adalah salah satu kebiasaan yang membuat keluarga menjadi Toxic.

Para ahli mengatakan ketika orangtua memberi tahu anak-anak bahwa mereka selalu atau tidak pernah melakukan hal-hal tertentu dalam konteks yang tidak baik akan menjadi tanda bahaya bagi orang tua.

Perlu diperhatikan, melakukan kesalahan adalah hal yang wajar dilakukan oleh anak-anak. Sebagai orangtua sebaiknya Anda harus menghindari menjustifikasi bahwa Anak Anda tak bisa mengerjakan dengan baik.  Yang perlu dilakukan adalah menjelaskan dengan jelas apa yang kita inginkan terjadi dan beri anak banyak waktu untuk bertransisi, kemudian berikan pujian setelahnya.

4. Membandingkan

Membandingkan anak dengan orang lain adalah kebiasaan Toxic orang tua. Entah itu membandingkan satu anak dengan anak lainnya atau mungkin bahkan dengan tetangga.

Orangtua yang toxic cenderung akan membandingkan para anaknya baik dengan anaknya yang lain atau anak orang lain. Tanpa disadari, membandingkan anak-anak bahkan dengan cara-cara kecil yang tampaknya tidak penting justru dapat berdampak buruk.