<p>Gedung XL Axiata. / Xlaxiata.co.id</p>
Industri

Hasil Jual Menara BTS ke Protelindo, Laba XL Axiata Meroket 518 Persen Tembus Rp1,7 Triliun

  • Akan tetapi khusus kuartal II-2020, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk justru turun tipis 0,62%. Laba bersih XL pada Mei-Juni 2020 mencapai Rp223,8 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp225,2 miliar.

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) membukukan lonjakan laba bersih 518% pada semester I-2020 menjadi Rp1,74 triliun dari tahun sebelumnya Rp282,39 miliar lantaran adanya penjualan menara base transceiver station (BTS).

Akan tetapi khusus kuartal II-2020, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk justru turun tipis 0,62%. Laba bersih XL pada Mei-Juni 2020 mencapai Rp223,8 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp225,2 miliar.

Lonjakan laba bersih XL pada paruh pertama tahun ini terjadi akibat keuntungan penjualan dan sewa-balik menara. Pada pos ini, XL meraup Rp1,85 triliun dari sebelumnya hanya Rp211,4 miliar.

Memang, XL telah merampungkan penjualan 1.723 menara telekomunikasi kepada PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) tersebut telah mengalihkan 221 menara telekomunikasi tersisa milil XL Axiata.

Sementara itu, pendapatan XL Axiata pada semester I-2020 mencapai Rp13,08 triliun. Jumlah tersebut hanya tumbuh 6,7% year-on-year (yoy) dari Rp12,25 triliun. Akhirnya, laba periode berjalan mencapai Rp1,74 triliun, meroket 518% dari sebelumnya Rp282,3 miliar.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini / Xlaxiata.co.id

Tantangan Pandemi

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan meluasnya kebutuhan masyarakat atas akses internet untuk mendukung aktivitas bekerja dan belajar telah menolong XL Axiata selama masa pandemi COVID-19. Dia bilang, perseroan berhasil mempertahankan pertumbuhan di tengah meningkatnya kompetisi antar operator dan masih merebaknya pandemi COVID-19.

Pendapatan layanan XL Axiata sepanjang semester I-2020 sebesar Rp12,13 triliun, meningkat 10% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Demikian pula, pendapatan dari layanan data juga terus tumbuh 15% dari periode yang sama tahun sebelumnya, dan sekaligus meningkatkan kontribusinya terhadap total pendapatan layanan perusahaan menjadi sebesar 91%.

“Trafik pemakaian data memang menjadi meningkat terutama di bulan-bulan awal masa pandemi. Namun, kemudian trafik menjadi melandai karena daya beli masyarakat juga melemah seiring menurunnya kondisi ekonomi secara umum karena terdampak pandemi. Kita belum tahu sampai kapan wabah ini akan berakhir. Sehingga ke depan tentunya tantangan dan tekanan yang akan dihadapi industri telekomunikasi termasuk XL Axiata tentunya masih akan berat. Dan tentu kami harus tetap optimis dan menyiapkan segala daya upaya untuk mengantisipasi ke depannya,” kata dia dalam keterangan resmi, Kamis, 27 Agustus 2020.

Pada periode semester I-2020 ini, XL Axiata juga berhasil meraih EBITDA Rp6,49 triliun, lebih tinggi 37% dibandingkan dengan perolehan semester I-2019. Laba bersih setelah pajak pada semester ini tercatat Rp1,7 triliun. Secara kuartal, pada periode kuartal II-2020 ini EBITDA juga berhasil tumbuh 4% lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, dan laba bersih setelah pajak mencapai sebesar Rp224 miliar.

Trafik data semester I-2020 ini meningkat 45% dibandingkan dengan semester I-2019, dari 1.531 Petabyte menjadi 2.221 Petabyte. Sementara itu jika dihitung per kuartal, pada kuartal II-2020 ini, trafik data meningkat 22% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

XL Axiata juga berhasil mempertahankan jumlah pelanggan. Per akhir kuartal II-2020 ini, jumlah pelanggan meningkat tipis menjadi 55,67 juta dari 55,49 di kuartal sebelumnya. Untuk rerata pendapatan per pengguna atau ARPU periode kuartal ini, ada di angka Rp36.000 untuk prabayar dan Rp111.000 untuk pascabayar.

ARPU campuran Rp37.000 dari sebelumnya Rp36.000. Tingkat penetrasi pengguna smartphone mencapai 87% dari total pelanggan atau relatif stabil dibanding kuartal sebelumnya yang mencapai 86%. (SKO)