<p>Suasana pelaksanaan swab gratis yang digelar pengelola Apartemen Gading Nias Residence (GNR) bersama Polres Jakarta Utara, Polsek Kelapa Gading dan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading  di Tower Alamanda GNR, Jakarta, Kamis 20 Mei 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Gaya Hidup

Hasil Tes Swab Bisa Menunjukkan Negatif Palsu, Ini yang Harus Dilakukan Saat Bergejala

  • Tes swab antigen maupun PCR dapat menujukkan hasil negatif palsu COVID-19 karena beberapa kondisi.
Gaya Hidup
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA - Tes swab COVID-19, baik antigen maupun PCR, tidak menutup kemungkinan dapat menunjukkan hasil false negative atau negatif palsu. Padahal, pasien yang dites mengalami beberapa gejala.

Secara komparatif, tes PCR selama ini disebut sebagai sebagai standar emas untuk mendeteksi keberadaan virus corona di dalam tubuh.

Sementara tes antigen cepat memberikan hasil dalam beberapa jam saja dan cukup efisien dalam mendeteksi COVID-19.

Menurut Times of India, hasil negatif palsu dapat terjadi ketika sampel tidak diambil secara benar, saat virus masih dalam tahap awal replikasi, atau saat viral load (jumlah virus) di dalam tubuh pasien rendah, walaupun mereka menunjukkan gejala.

Apakah varian virus corona dapat memengaruhi?

Hingga kini belum ada yang bisa membuktikan bahwa varian SARS-CoV-2 dapat menghindar dari tes swab.

Namun, para ahli menemukan bahwa Stealth Omicron baru, yang merupakan subvarian dari BA.2 tidak memiliki mutasi kunci pada protein lonjakan, memungkinkannya tidak terdeteksi saat tes swab.

Para ilmuwan menduga varian tersebut tidak memiliki gen S (spike) yang bisa membuat varian terdeteksi. Inilah salah satu alasan substrain baru disebut 'siluman'.

Masih banyak spekulasi dan penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk memahami subvarian BA.2.

Apa yang harus dilakukan jika mengalami gejala COVID-19 tapi hasil tes negatif?

Meski hasil tes negatif COVID-19, tetapi Anda mengalami gejala, Anda masih harus mengisolasi diri dari orang lain. Tetap di rumah, pakai masker, dan istirahat hingga kondisi membaik.

Anda juga harus memantau gejala dan jika kondisi memburuk, segera hubungi dokter.

Penting untuk dipahami bahwa penyakit pernapasan lainnya juga dapat menyebar dan berdampak parah pada kelompok yang rentan dan penderita penyakit komorbid.(*)

Tulisan ini telah tayang di kabarsiger.com oleh Yunike Purnama pada 26 Mar 2022