Hati-hati! Kreator NFT Dituntut Hermes Paris Gara-gara Menjual NFT Tas MetaBirkins
Gaya Hidup

Hati-hati Ikut Tren NFT! Kreator NFT Dituntut Hermes Paris Gara-gara Menjual Tas MetaBirkins

  • Kreator NFT dituntut Hermes Paris gara-gara menjual aset NFT tas MetaBirkins

Gaya Hidup

Justina Nur Landhiani

JAKARTA - NFT kini tampak diminati oleh banyak orang apalagi bagi para seniman yang dapat memudahkannya untuk menjual karya dan mendapatkan hak cipta yang jelas. Akan tetapi, jika tidak hati-hati saat menjual NFT, hal ini akan berisiko terkena tuntutan seperti penjual tas MetaBirkins yang dituntut oleh Hermes Paris ini.

Seperti yang dilansir dari laman Business of Fashion, Hermes menggugat pencipta NFT Mason Rothschild yang telah memasarkan serangkaian aset digital yang disebut MetaBirkins. Rumah mode mewah asal Prancis itu mengklaim Mason Rothschild mencari keuntungan sendiri dengan menggunakan hak cipta Birkin milik Hermes dengan menambahkan kata ‘meta’ pada koleksi NFT-nya.

NFT MetaBirkins dari Mason Rothschild ini telah viral pada bulan Desember lalu dengan item pertama telah dijual senilai US$ 42.000 atau sekitar Rp 602 juta (dengan asumsi US$ 1 senilai Rp 14.353). Karya seni virtual ini sendiri merupakan karya recreate digital dari tas Birkin ikonik dari brand Hermes yang biasanya dijual seharga lebih dari US$ 10.000 atau sekitar Rp 143 juta di dunia nyata.

Kini, versi NFT MetaBirkins sudah dihapus dari platform OpenSea, menyusul surat penghentian dari Hermes tersebut. Akan tetapi, Mason Rothschild justru mempertahankan posisinya dan terus memasarkan karyanya melalui situs webnya dan menyatakan bahwa karya seninya merupakan penggambaran dari barang yang nyata. Mason Rothschild juga menambahkan keterangan pada situsnya bahwa produknya tidak berafiliasi dengan Hermes dan situs resmi Hermes adalah www.Hermes.com.

Hal tersebut membuat pihak Hermes lebih marah karena mengkhawatirkan nama label dan merasa tidak perlu menuliskan situs resmi mereka dan dikhawatirkan membuat para konsumen bingung.

Seperti yang dilansir dari laman News Delivers, kekesalan dan kekhawatiran Hermes juga sangat beralasan. Hal ini karena tidak ada peraturan yang pasti dan jelas mengenai penjualan dan penerapan hak cipta secara sistematis di dunia digital.

Menurut Jeff Trexler, seorang Associate Director Fordham University seperti yang dikutip dari Vogue Business menyebutkan bahwa pada prinsipnya, gambar yang tidak resmi dan terhubung dengan NFT adalah palsu. Jeff juga menambahkan bahwa masalahnya memang tidak sesederhana itu. Hal ini karena hak cipta terdaftar secara kategoris dan ‘Birkin’ merupakan produk yang terdaftar sebagai tas dan aksesori. Jadi pencipta digital dapat berargumen bahwa Hermes tidak mendaftarkannya di dunia digital.

Label-label fashion mewah juga mulai mencoba peruntungan di metaverse melalui berbagai produk. Seperti brand Louis Vuitton lewat game mobile, Burberry dengan merilis karakter dan Dolce & Gabbana mulai menciptakan mode NFT.