<p>Inilah cara menjaga kesehatan selama Anda melaksanakan isolasi atau karantina karena COVID-19/Freepik.com</p>
Gaya Hidup

Hati-hati, Ketahui Efek Jangka Panjang Akibat COVID-19 untuk Kesehatan

  • Pandemi COVID-19 kini masih melanda berbagai wilayah di Tanah Air. Inilah efek jangka panjang dari COVID-19 untuk kesehatan yang perlu diwaspadai.

Gaya Hidup

Justina Nur Landhiani

JAKARTA - Pandemi COVID-19 kini masih melanda berbagai wilayah di Tanah Air. Bahkan kini kasus positif COVID-19 masih tinggi.

Pada umumnya, kebanyakan orang yang terkena COVID-19 bisa pulih sepenuhnya dalam beberapa minggu. Akan tetapi, beberapa orang yang memiliki riwayat penyakit ringan terus mengalami gejala usah pemulihan awal.

Orang-orang yang berusia lebih tua dan terdapat kondisi medis yang serius akan mengalami gejala long COVID-19. Akan tetapi, bahkan orang yang masih mudah dan sehat usai terkena COVID-19 tetap mengalami gejala tidak sehat selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah infeksi.

Tanda dan gejala umum yang masih bertahan dalam waktu lama seperti:

  1. Kelelahan
  2. Sesak napas atau kesulitan bernapas
  3. Batuk
  4. Nyeri sendi
  5. Sakit dada
  6. Masalah memori, konsentrasi, atau tidur
  7. Nyeri otot atau sakit kepala
  8. Detak jantung cepat atau berdebar
  9. Kehilangan bau atau rasa
  10. Depresi atau kecemasan
  11. Demam
  12. Pusing saat berdiri
  13. Gejala yang memburuk setelah aktivitas fisik atau mental.

Mengutip dari laman Mayo Clinic, COVID-19 juga memiliki efek jangka panjang pada organ-organ tubuh seperti:

Jantung. Tes pencitraan yang dilakukan berbulan-bulan setelah pemulihan dari COVID-19 menunjukkan kerusakan permanen pada otot jantung, bahkan pada orang yang hanya mengalami gejala COVID-19 ringan. Hal ini dapat meningkatkan risiko gagal jantung atau komplikasi jantung lainnya di masa depan.

Paru-paru. Jenis pneumonia yang sering dikaitkan dengan COVID-19 dapat menyebabkan kerusakan lama pada kantung udara kecil (alveoli) di paru-paru. Jaringan parut yang dihasilkan dapat menyebabkan masalah pernapasan jangka panjang.

Otak. Bahkan pada orang muda, COVID-19 dapat menyebabkan stroke, kejang, dan sindrom Guillain-Barre, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan kelumpuhan sementara. COVID-19 juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.

Selain itu, diketahui beberapa orang dewasa dan anak-anak mengalami sindrom inflamasi multisistem setelah mereka terinfeksi COVID-19. Dalam kondisi ini, beberapa organ dan jaringan menjadi sangat meradang.