Ilustrasi Cyber security
Nasional & Dunia

Hati-Hati! Memanfaatkan Kekhawatiran COVID-19, Kejahatan Cyber Meningkat Tajam

  • LYON-International Criminal Police Organization (Interpol) memperingatkan kepada komunitas global bahwa pandemi COVID-19 telah menyebabkan peningkatan serangan cyber canggih dengan menargetkan infrastruktur kritis, perusahaan besar dan pemerintah. “Penjahat dunia maya mengembangkan dan meningkatkan serangan mereka pada kecepatan yang mengkhawatirkan, mengeksploitasi ketakutan dan ketidakpastian yang disebabkan oleh situasi sosial dan ekonomi yang tidak stabil yang diciptakan oleh […]

Nasional & Dunia
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

LYON-International Criminal Police Organization (Interpol) memperingatkan kepada komunitas global bahwa pandemi COVID-19 telah menyebabkan peningkatan serangan cyber canggih dengan menargetkan infrastruktur kritis, perusahaan besar dan pemerintah.

“Penjahat dunia maya mengembangkan dan meningkatkan serangan mereka pada kecepatan yang mengkhawatirkan, mengeksploitasi ketakutan dan ketidakpastian yang disebabkan oleh situasi sosial dan ekonomi yang tidak stabil yang diciptakan oleh COVID-19,” kata Sekretaris Jenderal Interpol Jürgen Stock dalam rilis Selasa 4 Agustus 2020.

Dalam COVID-19 Cybercrime Analysis Report Interpol, yang dapat diunduh dari laman itu diusebtukan sekitar 907.000 pesan spam, 737 insiden terkait dengan malware dan 48.000 URL jahat terkait dengan COVID-19 terjadi antara Januari hingga 24 April 2020.

Perusahaan keamanan IT Trend Micro merinci bahwa ada peningkatan 220 kali lipat dalam pesan spam dari Februari hingga Maret tahun ini dan 260% peningkatan dalam hit pada URL jahat selama periode yang sama.

“Meningkatnya ketergantungan online untuk orang-orang di seluruh dunia, juga menciptakan peluang baru, dengan banyak bisnis dan individu yang tidak memastikan pertahanan dunia maya mereka secara mutakhir,” catat Stock.

“Temuan-temuan laporan ini kembali menggarisbawahi perlunya kerja sama sektor publik-swasta yang lebih dekat jika kita ingin secara efektif mengatasi ancaman COVID-19 yang juga berdampak pada kesehatan siber kita.”

Analisis komprehensif data Interpol yang diperoleh dari negara-negara anggota menunjukkan bahwa 59% dari ancaman dunia maya selama pandemi adalah phishing, penipuan atau terkait penipuan.

“Dengan menyebarkan email phising bertema COVID-19, sering kali menyamar sebagai pejabat pemerintah dan kesehatan, penjahat cyber memikat para korban untuk memberikan data pribadi mereka dan mengunduh konten berbahaya,” laporan itu menjelaskan.

Menurut laporan tersebut baik Amerika Utara dan Amerika Selatan telah mengamati peningkatan tajam dalam kampanye phishing dan penipuan bertema COVID-19. Benua tersebut juga mengalami kampanye ransomware yang terutama menggunakan malware LOCKBIT untuk menyerang perusahaan menengah.

Diperkirakan 36% dari ancaman dunia maya adalah malware atau ransomware, dan 22% dari ancaman yang dicatat adalah domain jahat. Berita palsu menyumbang 14% dari ancaman dunia maya.

Perlu dicatat bahwa total yang diperoleh oleh Interpol tidak mewakili semua negara, karena hanya 48 dari 194 negara anggota yang menanggapi survei yang dikeluarkan oleh polisi internasional.