Hati-hati Penipuan Digital Berkedok Salam Lebaran! Biasa Menyasar Lansia
- Pesan-pesan ini seringkali dihiasi dengan gambar-gambar menarik, animasi, atau gif yang mencerminkan kegembiraan menyambut momen yang suci tersebut.
Fintech
JAKARTA - Mendekati hari raya Idulfitri, tradisi saling mengirimkan pesan-pesan berisi ucapan lebaran telah menjadi kebiasaan yang lazim di masyarakat Indonesia.
Pesan-pesan ini seringkali dihiasi dengan gambar-gambar menarik, animasi, atau gif yang mencerminkan kegembiraan menyambut momen yang suci tersebut.
Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, momentum ini juga dapat dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan digital untuk melakukan berbagai modus penipuan atau kejahatan daring.
- Industri K-Pop Makin Moncer, BPM Entertainment Bakal Debutkan Grup Baru BADVILLAIN
- Tradisi Malam Selawe: Antusiasme Menyambut Lailatul Qadar di Gresik
- Saham MDKA dan MBMA Top Gainers LQ45 Kala IHSG Sesi I Ceria
Ada banyak modus operandi yang dapat terjadi, seperti pengiriman salam lebaran yang tidak disertai oleh korban namun menyisipkan file APK melalui platform pesan seperti WhatsApp.
Jika korban tidak waspada dan mengunduh aplikasi tersebut, pelaku dapat dengan mudah mendapatkan akses ke perangkat smartphone korban.
Selain itu, seringkali terjadi juga kasus di mana nomor yang tidak dikenal mengirimkan tautan yang mengaku berasal dari perusahaan ekspedisi, menawarkan untuk melacak pengiriman paket untuk korban. Padahal, tautan tersebut sebenarnya merupakan upaya penipuan.
Saat ini, penggunaan internet tidak lagi terbatas pada generasi muda saja. Semakin banyak lansia yang mulai menggunakan smartphone untuk kebutuhan sehari-hari.
Namun, karena keterbatasan pengetahuan teknologi dan kecenderungan untuk mudah percaya pada informasi yang diterima, lansia seringkali menjadi target empuk bagi pelaku kejahatan digital.
Lansia rentan terhadap berbagai jenis kejahatan siber, seperti penipuan melalui telepon, pesan teks, atau aplikasi pesan seperti WhatsApp, serta penipuan melalui media sosial, penyebaran informasi palsu, dan penipuan melalui platform perdagangan elektronik.
Kecenderungan akan minimnya pengetahuan terkait teknologi membuat mereka rentan sehingga perlu langkah-langkah khusus untuk melindungi mereka dari ancaman kejahatan siber, terutama saat volume pesan yang diterima meningkat secara signifikan menjelang hari raya.
Baca Juga: Waspadai Penipuan Memanfaatkan Mudik Gratis Via Kapal
Berikut adalah beberapa tips dari PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) yang dapat membantu para lansia menghindari menjadi korban kejahatan siber:
1. Hindari mengklik tautan atau membuka lampiran yang mencurigakan, untuk menghindari risiko terkena serangan malware atau phishing.
2. Selalu teliti dalam menerima panggilan telepon, pesan teks, atau surel. Penyedia layanan keuangan seperti bank tidak akan pernah meminta informasi sensitif seperti kata sandi melalui telepon, pesan teks, atau surel. Jangan pernah memberikan informasi pribadi kepada pihak yang tidak dikenal melalui media tersebut.
3. Lakukan penelitian menyeluruh sebelum melakukan transaksi apa pun. Periksa reputasi dan keabsahan situs web atau aplikasi sebelum melakukan transaksi online. Pastikan platform keuangan yang digunakan sudah terdaftar dan diawasi oleh otoritas yang berwenang.
4. Waspadai tawaran-tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, terutama yang meminta pengguna untuk mengirim uang atau memberikan informasi pribadi.
5. Simpan informasi rekening, kata sandi, dan data penting lainnya dengan aman. Jangan pernah memberikan informasi yang sensitif, seperti detail rekening bank atau kata sandi mobile banking kepada siapa pun.
6. Jika mengalami kesulitan atau ragu tentang suatu hal, mintalah bantuan kepada orang yang dipercayai yang memiliki pengetahuan lebih tentang teknologi dan aktivitas perbankan online.
- Indo Tambangraya (ITMG) Siap Gali Tambang Baru, Bagaimana Prospek Sahamnya?
- China Catat Rekor Manufaktur, Saham MAPA hingga JPFA Bisa jadi Pilihan
- IHSG Diramal Menguat, Saham MEDC, ADMR dan BRIS Menarik Disimak
Selain itu, para caregiver atau keluarga terdekat juga dapat berperan dalam melindungi lansia dari ancaman kejahatan siber.
Mereka dapat secara teratur mengingatkan dan memberikan edukasi kepada lansia tentang cara-cara untuk menjaga keamanan mereka saat menggunakan internet dan melakukan transaksi online.
Keberadaan mereka untuk memberikan bantuan dan menjawab pertanyaan tentang teknologi juga sangat penting dalam melindungi lansia dari penipuan online.
Dengan meningkatnya kesadaran dan pengetahuan tentang modus penipuan online, diharapkan kesadaran akan keamanan siber di kalangan lansia juga akan meningkat.
Hal ini akan membantu mereka menggunakan internet dan melakukan transaksi online dengan lebih aman dan bijak. Jika ada keraguan atau ketidakpastian mengenai produk, layanan, atau informasi dari bank, lansia harus langsung menghubungi manajer hubungan atau layanan pelanggan yang dapat dipercaya.
Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa mereka tetap aman dari upaya penipuan digital yang semakin merajalela.