Hebat! Di Tengah Pandemi, RI Ekspor Kopi Java Preanger Jabarano ke Australia 16,65 Ton
BANDUNG – CV Frinsa Agrolestari berhasil menembus pasar Australia dengan mengekspor kopi arabika Java Preanger Jabarano sebanyak 16,65 ton senilai Rp1,34 miliar. Selain ke pasar Australia, pada 2020 CV Frinsa Agrolestari juga mendapatkan kontrak ekspor sebanyak lima kontainer ke Amerika Serikat, dua kontainer ke Belgia, dan satu kontainer ke Rusia. “Ini merupakan wujud konkret pelaku […]
Nasional
BANDUNG – CV Frinsa Agrolestari berhasil menembus pasar Australia dengan mengekspor kopi arabika Java Preanger Jabarano sebanyak 16,65 ton senilai Rp1,34 miliar.
Selain ke pasar Australia, pada 2020 CV Frinsa Agrolestari juga mendapatkan kontrak ekspor sebanyak lima kontainer ke Amerika Serikat, dua kontainer ke Belgia, dan satu kontainer ke Rusia.
“Ini merupakan wujud konkret pelaku bisnis dalam menjaga keseimbangan neraca perdagangan,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Kasan, dalam siaran pers, Sabtu, 10 Oktober 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Turut hadir dalam pelepasan ekspor, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, kopi Indonesia, khususnya jenis arabika dari Jabar sangat diminati di pasar internasional karena memiliki cita rasa yang khas.
Hal ini menjadi nilai lebih bagi citra kopi Tanah Air di pasar internasional sehingga harus dijaga dan promosikan lebih intensif.
“Ekspor kopi ke Australia sebanyak 16,65 ton senilai Rp1,34 miliar ini dapat kita jadikan stimulus kebangkitan pelaku usaha Jawa Barat guna memulihkan ekonomi masyarakat,” ujar Ridwan.
Kerja Sama Bilateral
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jabar Hendy Jatnika mengungkapkan ekspor ini merupakan tindak lanjut kunjungan misi dagang Pemprov Jabar ke Australia. Dalam kunjungan itu, salah satunya juga mempromosikan kopi Jabar.
“Peristiwa ini merupakan momentum penting kembalinya subsektor perkebunan menjadi primadona dan merek dagang perekonomian Jabar. Melalui transformasi dan inovasi teknologi diharapkan komoditias kopi dapat meningkat produktivitas dan kualitasnya,” jelas Hendy.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan kopi Indonesia pada periode Januari-Juli 2020. Pada periode ini, baik biji kopi (coffee beans) maupun olahan mengalami surplus sebesar US$670,03 juta.
Capaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara eksportir terbesar ke-7 kopi dunia dengan pangsa ekspor sebesar 4,05% pada 2019. Di atasnya ada Brasil (14,02%), Jerman (8,74%), Vietnam (7,80%), Swiss (7,33%), Kolumbia (7,13%), dan Italia (4,88%).
Adapun Jabar memiliki potensi dan peluang peningkatan ekspor kopi. Ekspor kopi periode Januari-Juli 2020 tercatat sebesar US$3,26 juta, naik 35,20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 US$2,41 juta.
Saat ini, Jabar menduduki peringkat ke-8 sebagai provinsi yang memiliki ekspor kopi utama Indonesia dengan pangsa ekspor sebesar 0,44%. Jabar berada di bawah Provinsi Banten (32,08%), Lampung (22,98%), Sumatra Utara (22%), Jawa Timur (13,01%), dan Aceh (7,12%). (SKO)