Hebat! Dosen IPB Ciptakan Garam Sehat dari Rumput Laut
JAKARTA – Prof Nurjanah, salah satu dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) University berhasil menciptakan inovasi produk garam yang berasal dari rumput laut. Inovasi ini diharapkan mampu memberikan alternatif garam yang lebih sehat. Pasalnya, kebanyakan mengkonsumsi garam ternyata memiliki potensi menyebabkan berbagai penyakit seperti hipertensi. “Ide garam dari rumput laut ini berawal dari adanya masalah tentang hipertensi […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Prof Nurjanah, salah satu dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) University berhasil menciptakan inovasi produk garam yang berasal dari rumput laut.
Inovasi ini diharapkan mampu memberikan alternatif garam yang lebih sehat. Pasalnya, kebanyakan mengkonsumsi garam ternyata memiliki potensi menyebabkan berbagai penyakit seperti hipertensi.
“Ide garam dari rumput laut ini berawal dari adanya masalah tentang hipertensi sebagai penyakit yang paling banyak diderita oleh pasien dari berbagai kalangan masyarakat dengan kasus yang terus meningkat setiap tahunnya,” kata Nurjanah, dikutip dari laman IPB, Selasa, 15 September 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Nurjanah dari Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) tersebut menambahkan garam rumput laut ini termasuk kategori garam diet sehingga berbeda dengan garam konsumsi, dari segi manfaat dan kandungan. Selain itu dapat juga digunakan sebagai pangan fungsional, karena komposisinya.
“Beda garam diet ini terutama pada kadar NaCl yang rendah yaitu kurang dari 60 persen dan dengan rasio Na:K mendekati atau 0,3-1,” imbuh dia.
Potensi Cuan
Dengan berbagai manfaat dan proses penelitian hingga produksi, Nurjanah mengakui bahwa harga dari garam rumput laut memang agak lebih mahal dibandingkan garam rendah natrium lainnya.
Sebab, garam rumput laut diproduksi dengan skala laboratorium. Namun, jika bisa diterapkan dengan teknologi yang lebih efisien dengan skala industri, harganya bisa lebih murah.
Saat ini, inovasi garam rumput laut ini masih dalam tahap pengembangan untuk pengujian biologis secara in vivo sehingga pemasaran secara skala besar belum dilakukan.
Bagi industri yang ingin mengembangkan garam ini, terlebih dahulu harus mengurus legalitas produksi seperti teregistrasi di BPOM dan mendapat sertifikat halal. Selain itu, juga adanya perjanjian kontrak antara perusahaan dan inventor.
Sebagai informasi, potensi rumput laut di Indonesia sangat melimpah karena 70% wilayah di sini adalah laut. Sayangnya, dari 555 jenis rumput laut (makroalga) yang ada, baru 10 spesies saja yang sudah dimanfaatkan.