<p>ilustrasi: Lokomotif produksi PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA / Inka.co.id</p>
Nasional

Hebat Go Global! INKA dan 4 BUMN Raih Kontrak Infrastruktur Kereta Api di Kongo Rp162 Triliun

  • Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Industri Kereta Api (Persero) alias INKA mengantongi kontrak proyek infrastruktur pembuatan kereta api dari Republik Demokratik Kongo senilai US$11 miliar setara Rp162 triliun.

Nasional

Sukirno

Sukirno

Author

MADIUN – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Industri Kereta Api (Persero) alias INKA mengantongi kontrak proyek infrastruktur pembuatan kereta api dari Republik Demokratik Kongo senilai US$11 miliar setara Rp162 triliun.

Direktur PT INKA Budi Noviantoro mengatakan penandatanganan kontrak dengan Kongo dilakukan untuk pengerjaan proyek berskala besar. Proyek itu berupa produksi kebutuhan transportasi kereta yang saat ini tengah dikembangkan di negara yang berada di Afrika tersebut.

Menurut dia, proyek kebutuhan transportasi kereta tersebut berupa pengerjaan kereta api, kereta barang, termasuk kereta rel listrik (KRL). INKA akan memasok lokomotif, gerbong barang, kereta rel diesel elektrik (KRDE), hingga KRL.

“PT INKA akan menjadi project developer untuk perkeretaapian dan intermoda di Kongo. Kemudian kita akan ajak beberapa BUMN Karya di Indonesia untuk mengerjakan infrastruktur perkeretaapiannya di sana,” kata dia di sela kegiatan penandatanganan yang dilakukan di gedung pertemuan PT INKA (Persero) di Kota Madiun, Jawa Timur, dilansir Antara, Rabu, 14 Oktober 2020.

Dia menjelaskan, proyek itu memiliki nilai total sekitar US$11 miliar setara Rp162 triliun dengan asumsi kurs Rp14.780 per dolar Amerika Serikat. Megaproyek tersebut akan mulai dikerjakan pada fase I dengan target empat tahun dari 2021.

Pada fase I yang akan dikerjakan meliputi proyek kereta api Kinsasha Urban Loop Line. Ini adalah transportasi di daerah perkotaan kemudian dilanjutkan jalur Kinsasha menuju Matadi Port dan Banana Port.

“Panjang jalur kereta untuk fase pertama itu sekitar 580 kilometer dengan target Kinsasha Urban Loop Line dan jalur kereta menuju Matadi Port dan Banana Port. Setelah fase I nanti kita lanjutkan ke fase berikutnya hingga total jalurnya mencapai sepanjang 4.100 kilometer terbangun mencakup wilayah utara dan selatan Kongo,” katanya.

Ekspor kereta api buatan BUMN PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA ke Bangladesh / Dok. Indonesia Eximbank
Sinergi 5 BUMN

Penandatanganan kontrak proyek tersebut tidak hanya dilakukan oleh INKA dan pemerintah Kongo. Penandatanganan juga dilakukan bersama PT Len Industri (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), dan PT Dirgantara Indonesia (Persero).

Budi Noviantoro menjelaskan pengerjaan proyek transportasi kereta beserta infrasrukturnya tersebut merupakan bagian dari sinergi lima BUMN dengan TSG Global Holdings. Kedua belah pihak menandatangani kesepakatan bersama berupa Master Framework Join Development Agreement (MFJDA) dengan Democratic Republic of the Congo yang ditindaklanjuti dengan kesepatan Master Implementation Join Development Agreement (MIJDA).

Selain proyek perkeretaapian, INKA juga turut serta dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 200 Mega Watt peak (MWp) di Kinshasa, Kongo, Afrika.

Len Industri, Barata Indonesia, dan INKA merupakan konsorsium yang akan mengerjakan proyek PLTS tersebut. Adapun acara groundbreaking proyek PLTS telah dilangsungkan pada 19 Agustus 2020 bertempat di daerah Kinshasa, Kongo, Afrika.

Budi Noviantoro menambahkan, selain untuk memasok kebutuhan listrik masyarakat sekitar, PLTS tersebut ketika nanti sudah beroperasi, juga akan dimanfaatkan untuk pasokan listrik di sektor transportasi yakni dalam mendukung operasional sarana kereta salah satunya KRL.

Dua rangkaian kereta buatan PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA tiba di Filipina / Inka.co.id
Ekspansi Global

Adapun ekspansi pengerjaan proyek ke Kongo tersebut akan menambah supply record INKA ke pasar luar negeri setelah sebanyak 250 kereta pesanan Bangladesh selesai dikirim pada awal Oktober 2020.

Proyek ekspor lain yang sedang dikerjakan INKA saat ini antara lain tiga lokomotif dan 15 kereta commuter pesanan Filipina dengan nilai kontrak Rp363 miliar. Kemudian, 31 trainset LRT untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan nilai kontrak sebesar Rp3,9 triliun.

Proses penandatanganan kontrak tersebut dihadiri oleh pejabat lima BUMN. Penandatanganan juga dihadiri CEO TSG Global Holdings Rubar Sandi dan Duta Besar Kongo untuk Amerika Serikat (AS) Francois Nikuna Balumuene. Kemudian, Penasihat Khusus Presiden Kongo bidang Infrastruktur Alexy Kayembe De Bampende, dan CEO PT TSG Utama Indonesia Syaiful Idham.

Proses penandatanganan kontrak dilakukan dengan mengedepankan protokol kesehatan. Yakni pengukuran suhu tubuh sebelum memaski ruangan, cuci tangan, penyediaan cairan pembersih tangan, masker, dan jaga jarak. Selain itu, para wartawan yang meliput juga difasilitasi dengan pemeriksaan rapid test guna mencegah penyebaran COVID-19. (SKO)