Heboh Porsi Saham Publik Vale Indonesia (INCO) Masuk ke Asing, Benarkah?
- Manajemen Vale buka suara hebohnya tuduhan terkait komposisi pemegang saham 20% yang dilepas untuk publik.
Korporasi
JAKARTA - Manajemen PT Vale Indonesia Tbk (INCO) buka suara hebohnya tuduhan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi terkait pemegang saham 20% yang dilepas untuk publik.
Head of Communication Vale Indonesia Bayu Aji menjelaskan INCO adalah perusahaan terbuka, sehingga seluruh informasi tentang perusahaan termasuk komposisi pemegang saham dilaporkan secara transparan dan berkala kepada otoritas terkait.
"Informasi spesifik terkait komposisi 20% pemegang saham tertinggi PT Vale dilaporkan secara berkala dalam Laporan Tahunan (Annual Report)," ujarnya kepada TrenAsia.com pada Rabu, 7 Juni 2023.
- Pertama Tercatat, Seekor Buaya Perawan Bertelur
- Penjualan Kendaraan Listrik di Tokopedia Naik 2 Kali Lipat
- Sri Mulyani Sebut 99 PLTU Batu Bara Ikut Perdagangan Karbon
Bagaimana Porsi Saham Vale Indonesia?
Melansir data pada Annual Report 2022, secara keseluruhan jumlah pemegang saham Vale sebanyak 30.457 pemegang saham. Jumlah tersebut berkurang 32,16% dari tahun 2021 sebanyak 44.894 pemegang saham.
Komposisi pemegang saham INCO berdasarkan jenis investor per 31 Desember 2022 yakni kepemilikan lokal sebesar 29,02% dengan rincian investor individu 2,45% dengan jumlah saham 243,89 juta saham dan investor institusi 26,57% dengan jumlah saham 2,64 miliar saham.
Sedangkan untuk kepemilikan asing sebanyak 70,97% dengan perincian, investor individu 0,07% sebanyak 7,05 juta saham dan investor institusi 70,9% sebanyak 7,04 miliar saham.
Saat ini, pemegang saham Vale Indonesia terdiri dari Vale Canada Ltd sebesar 43,79%, Sumitomo Metal Mining sebesar 15,03%, PT Indonesia Asahan Aluminium sebesar 20%, Vale Japan Ltd sebesar 0,55%, Publik sebesar 20,49%, dan Sumitomo Corporation 0,14%.
Sedangkan perusahaan asing yang tercatat mengempit saham Vale Indonesia antara lain ada Citibank Singapore S/A Pemerintah Singapura menggenggam 1,68% saham, Vale Japan Limited 0,54% saham, Citibank New York S/A Pemerintah Norwegia sebanyak 0,29% saham, Citibank Singapura S/A Otoritas Moneter Singapura 0,28% saham.
Sedangkan perusahaan lokal pemilik sebagian saham Vale Indonesia ialah DJS Ketenagakerjaan Program JHT 1,60% saham, PT Prudential Life Assurance-REF 0,44% saham, PT Taspen 0,22% saham.
Bagaimana Divestasi Sebesar 40% Sebelumnya?
Bayu menjelaskan pada1988, INCO (entitas PT Vale yang sebelumnya) menawarkan saham kepada Pemerintah Indonesia sebesar 20% dari total sahamnya untuk memenuhi persyaratan divestasi.
Atas perintah dari Pemerintah Indonesia atau berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Tambang No.1657/251/DJP/1989 tanggal 23 Agustus 1989, guna memenuhi kewajiban divestasi kepada pihak Indonesia, INCO diharuskan untuk melepas 20% saham tersebut ke Bursa Efek Jakarta.
Lalu pada 2020, PT Vale dikatakan sekali lagi untuk memenuhi kewajiban Kontrak Karya menambahkan porsi divestasi sebesar 20% kepada pihak Indonesia. Pemegang saham asing PT Vale (Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd.) menyelesaikan penjualan tambahan 20% (pro rata) saham di PT Vale kepada PT Indonesia Asahan Aluminium Persero (MIND ID).
Adapun sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, Bursa Saham Indonesia juga diakui sebagai pihak Indonesia dalam pelaksanaan divestasi. Maka masih tersisa sebanyak 11% saham yang perlu didivestasikan lagi kepada pemerintah Indonesia oleh Vale.
Sebelumnya Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi mengungkapkan, adanya informasi bahwa ada sebanyak 20% saham PT Vale Indonesia yang seharusnya didivestasikan alias dilepaskan kepada perusahaan domestik justru dilepaskan kepada perusahaan cangkang.
Hal ini selaras dengan rencana divestasi sebanyak 51% saham Vale ke pasar domestik Indonesia. Namun dirinya mendapat informasi, 20% di antaranya tidak masuk ke dalam kantong perusahaan domestik.
"Kami kaget juga ketika dengar 20%+20%+11% = 51%. Tapi 20% ini palsu. Karena 20% ini terindikasi di pasar modal ini Sumitomo. Bahkan ada informasi, ya kita akan re-check kembali, ini dana pensiun Sumitomo. Berarti kita kasihan dong? Presiden dibohongi dengan mereka mengemas 51%," katanya di Komisi VII pada Senin, 5 Juni 2023.