Hendak Diblokir Kominfo, Valuasi X Ternyata Anjlok Sejak Dibeli Elon Musk
- Nilai valuasi platform tersebut telah turun hingga 71,5% dari harga pembelian awal oleh Musk di awal 2024.
Hukum Bisnis
JAKARTA – Valuasi platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, mengalami penurunan drastis sejak diakuisisi oleh Elon Musk pada 2022.
Menurut laporan lembaga keuangan yang mengelola investasi dalam jumlah besar, Fidelity, valuasi platform tersebut telah turun hingga 71,5% dari harga pembelian awal oleh Musk pada 2022.
Pada saat akuisisi, Elon Musk membayar sekitar US$44 miliar atau sekitar Rp720 triliun (kurs Rp16.370) untuk mengakuisisi Twitter. Namun, berdasarkan laporan Fidelity, valuasi terkini dari platform X kini diperkirakan hanya sekitar US$12,5 miliar atau sekitar Rp204,5 triliun.
Penurunan valuasi ini mencerminkan berbagai tantangan yang dihadapi oleh platform sejak perubahan kepemilikan.
- Laba Lompat 1.335 Persen, Gowa Makassar (GMTD) Tebar Dividen Rp2,33 M
- GOLF Emiten Anak Tommy Soeharto IPO, Fokus Bangun Hotel Mewah di Bali
- Pasar Mobil Listrik Kian Ramai, Produsen Ini Siap Ramaikan GIIAS 2024
Faktor-Faktor Penurunan Valuasi
Penurunan Pendapatan Iklan
Salah satu faktor utama penurunan valuasi adalah turunnya pendapatan iklan yang signifikan.
Pada bulan Juli 2023, pendapatan iklan platform X menurun hingga 50% . Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh ketidakpastian arah bisnis dan kebijakan yang tidak konsisten sejak akuisisi oleh Elon Musk.
Ketidakpastian Arah Bisnis
Kebijakan dan rencana perubahan platform yang sering berubah-ubah oleh Elon Musk telah menciptakan ketidakpastian bagi investor.
Investor merasa ragu dengan masa depan platform ini, yang menyebabkan penurunan kepercayaan dan nilai valuasi .
Beban Utang Akuisisi
Hutang sebesar US$13 miliar atau sekitar Rp212,7 yang diambil untuk mendanai akuisisi juga membebani keuangan platform X .
Beban utang yang besar ini menambah tekanan finansial yang signifikan terhadap perusahaan.
Eksodus Karyawan
Pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran dan pengunduran diri karyawan turut memperburuk situasi di platform X.
Kehilangan talenta dan tenaga kerja yang berpengalaman berdampak negatif pada operasi dan inovasi perusahaan.
- Laba Lompat 1.335 Persen, Gowa Makassar (GMTD) Tebar Dividen Rp2,33 M
- GOLF Emiten Anak Tommy Soeharto IPO, Fokus Bangun Hotel Mewah di Bali
- Pasar Mobil Listrik Kian Ramai, Produsen Ini Siap Ramaikan GIIAS 2024
Kontroversi Ganti Nama
Elon Musk mengubah nama Twitter menjadi X untuk melampaui batasan konsep awal platform. Twitter dikenal dengan fitur pesan singkat (tweet) yang terbatas pada 140 karakter.
Dengan berubah nama menjadi X, Musk bermaksud mengembangkan platform ini menjadi lebih luas dengan menawarkan lebih banyak fitur dan fungsi baru. Baginya, X adalah evolusi dari konsep Twitter yang lebih tradisional, menuju platform yang lebih canggih.
Visi Musk untuk X tidak hanya sebatas sebagai media sosial, tetapi sebagai 'aplikasi super'. Ia berambisi untuk mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan digital dalam satu ekosistem tunggal.
Ekosistem tunggal tersebut tidak hanya mencakup media sosial tradisional, tetapi juga hiburan, transaksi keuangan, dan kemungkinan-kemungkinan bisnis lainnya. dunia digital. Namun perubahan nama Twitter menjadi X menimbulkan protes dari berbagai pihak.
Nama "Twitter" telah menjadi ikonik dan mudah dikenal selama lebih dari 15 tahun, sehingga banyak pengguna merasa perubahan nama yang drastis dapat merusak identitas merek dan menghilangkan nilai historis platform tersebut.
Selain perubahan nama, logo burung biru Twitter yang ikonik juga diganti dengan logo "X" yang lebih sederhana. Banyak pengguna merasa logo baru tersebut tidak menarik dan tidak mewakili platform seperti logo sebelumnya.