Herd Immunity akan Sulit Tercapai, Ini Penyebabnya
- SLEMAN, Jogjaaja.com - Kebijakan PPKM Jawa dan Bali masih berjalan guna mereduksi lonjakan kasus Covid-19. Berdasarkan data yang tersedia, saat ini mobili
Nasional
YOGYAKARTA-- Kebijakan PPKM Jawa dan Bali masih berjalan guna mereduksi lonjakan kasus Covid-19. Berdasarkan data yang tersedia, saat ini mobilitas masih menjadi faktor yang dapat memengaruhi penurunan angka kasus Covid-19.
Namun, melihat fakta yang terjadi setelah adanya kebijakan PPKM, di Yogyakarta hanya terjadi kenaikan jumlah orang yang berada di rumah sebesar 6%. Angka ini masih cukup kecil untuk dapat mampu mereduksi penularan Covid-19.
Pada saat PPKM berlangsung program vaksinasi masih terus digalakkan. Jenis vaksin gratis yang didapatkan oleh masyarakat utamanya adalah sinovac. Penggunaan vaksin ini memiliki tujuan untuk menciptakan herd immunity di Indonesia. Berdasarkan teori, untuk mencapai kondisi herd Immunity diperlukan sebanyak 70% populasi yang memiliki imunitas.
- Digembok 18 Bulan, BEI Bakal Tendang Saham MYRX Milik Benny Tjokro
- Likuiditas Rendah, Moody’s Pangkas Peringkat Agung Podomoro Land (APLN) dan Obligasi Global Anak Usaha
- Emiten Investasi Grup Lippo, Multipolar Absen Bagi Dividen Tahun Ini
“Dengan efikasi sinovac yang sebesar 65% dan target jumlah penduduk yang mendapatkan vaksin adalah 188 juta jiwa maka jumlah imunitas yang sebenarnya didapatkan adalah sebesar 122,2 juta jiwa. Angka tersebut belum cukup untuk mencapai kondisi herd immunity,” ujar epidemiolog UGM, dr. Riris Andono Ahmad, M.PH., Ph.d., pada webinar rangkaian Kegiatan Dies Natalis ke-52 Fakultas Peternakan UGM.
Riris kembali menjelaskan pertimbangan lain adalah herd Immunity akan terbentuk jika target pemberian vaksin masih di dalam durasi imunitas terjadi. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan imunitas alami dari Covid-19 tergolong singkat.
“Melihat kondisi Indonesia saat ini cukup sulit untuk mencapai herd immunity terjadi,” tuturnya.
Skenario ke depan, kata Riris, pandemi akan berlangsung cukup lama hingga fatalitas penyakit Covid-19 akan menurun dan akan menjadi flu musiman. Hal ini mirip dengan adanya flu Spanish yang sebenarnya sampai saat ini juga masih bersirkulasi.
Untuk itu, selayaknya strategi intervensi keju Swiss diperlukan dengan berbagai intervensi agar mereduksi kasus Covid-19. Seperti yang sudah kita lakukan bersama adalah penggunaan vaksin serta protokol kesehatan yang baik.
“Strategi 3M, 3T, mereduksi mobilitas, dan vaksinasi harus terus berlangsung agar angka kasus Covid-19 dapat terkendali. Langkah ini harus selaras dilaksanakan bersama baik dari pihak pemerintah dan masyarakat. Harapannya penularan Covid-19 di Indonesia dapat dikendalikan,” imbuhnya. (sumber:jogjaaja.com)