Ilustrasi Sawit
Nasional

Hilirisasi Sawit Dinilai Catat Kemajuan

  • Pada tahun 2022 terjadi peningkatan dengan sekitar 90 persen dari ekspor merupakan produk olahan sederhana atau setengah jadi.

Nasional

Bintang Surya Laksana

JAKARTA - Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) Tungkot Sipayung menilai sejauh ini hilirisasi sawit sudah mencatat kemajuan. Menurutnya, semakin beragamnya variasi produk sawit kemudian menghasilkan peningkatan nilai ekonomi produk tersebut.

"Menuju 750 jenis produk hilir dan kompetitif di pasar dunia. Semakin ke hilir nilai tambah besar dan semakin membutuhkan inovasi hilir," ujar Tungkot dalam keterangannya pada Selasa, 12 Desember 2023.

Tungkot melaporkan pada 2010 sekitar 70-80 persen ekspor kelapa sawit Indonesia adalah Crude Palm Oil (CPO) atau barang mentah. Namun, pada tahun 2022 terjadi peningkatan dengan sekitar 90 persen dari ekspor merupakan produk olahan sederhana atau setengah jadi. Meskipun hilirisasi sawit telah mengalami kemajuan, Tungkot menilai percepatan adopsi inovasi masih diperlukan untuk menghasilkan berbagai produk hilir. 

Tungkot mengakui keterlambatan adopsi inovasi disebabkan oleh budaya inovatif dan kreatif yang masih rendah di industri hilir di mana inovasi belum menjadi indikator kinerja utama perusahaan, dan dukungan kebijakan masih lemah. Meski Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) telah menyediakan dukungan dana riset yang dimanfaatkan oleh para peneliti dengan hasil berupa invensi atau paten, Tungkot mendorong agar hasil riset tersebut dapat diadopsi oleh pelaku industri.

Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Eddy Martono, menyatakan sejak tahun 2018, hilirisasi industri kelapa sawit telah berlangsung dan tidak lagi didominasi oleh CPO. 

Pada tahun 2022, menurut Eddy, ekspor bahan baku CPO mencapai 3.463 ribu ton dari total ekspor kelapa sawit sebanyak 33.928 ribu ton. Selanjutnya, ekspor dalam bentuk produk hilir melibatkan refined palm oil sebesar 24.410 ribu ton, refined palm kernel oil (PKO) sebanyak 1.335 ribu ton, biodiesel sebanyak 4.179 ribu ton, dan oleokimia mencapai 4.179 ribu ton. 

Eddy dikutip dari Antara juga mencatat permintaan dalam negeri terus alami peningkatan dari 16,7 juta ton pada tahun 2019 menjadi 21,1 juta ton pada 2022.