Hindari Penjualan TikTok, ByteDance Masih Coba Rayu Amerika
WASHINGTON- Raksasa internet asal China, ByteDance, sedang dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat tentang tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari penjualan operasi TikTok di wilayah tersebut. TikTok menjadi pusat badai diplomatik antara Washington dan Beijing, dan Presiden Donald Trump memberi tenggat waktu untuk berhenti menjalin bisnis dengan perusahaan induk TikTok asal China, ByteDance dan mendorong untuk […]
WASHINGTON- Raksasa internet asal China, ByteDance, sedang dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat tentang tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari penjualan operasi TikTok di wilayah tersebut.
TikTok menjadi pusat badai diplomatik antara Washington dan Beijing, dan Presiden Donald Trump memberi tenggat waktu untuk berhenti menjalin bisnis dengan perusahaan induk TikTok asal China, ByteDance dan mendorong untuk menjual operasi aplikasi tersebut ke perusahaan AS.
Walmart telah bergabung dengan Microsoft dalam negosiasi untuk membeli TikTok. Oracle juga dikabarkan tertarik dengan TikTok.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
TikTok, yang telah diunduh 175 juta kali di Amerika dan lebih dari satu miliar kali di seluruh dunia, telah mengajukan gugatan yang menentang tindakan keras dari pemerintah AS tersebut.
Gugatan tersebut menyatakan bahwa perintah Trump melakukan penyalahan Undang-Undang karena platform tersebut bukan “ancaman yang tidak biasa dan luar biasa.”
Trump mengklaim TikTok dapat digunakan oleh China untuk melacak lokasi karyawan pemerintah, membuat dokumen pemerasan, dan melakukan spionase perusahaan.
TikTok, yang digunakan oleh lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia untuk membuat video unik berdurasi pendek di ponsel mereka, telah berulang kali membantah tudingan berbagi data dengan Beijing.
Menurut laporan The Journal, pembicaraan antara ByteDance dan AS telah berlangsung selama berbulan-bulan, namun semakin mendesak karena tenggat waktu yang ditetapkan oleh Trump semakin dekat.
Salah satu investor utama TikTok menjadi bagian dari grup yang baru-baru ini bertemu dengan perwakilan dari Central Intelligence Agency untuk membahas keamanan data.
Trump pekan lalu kembali menegaskan permintaannya untuk penjualan TikTok di AS. “Yah, saya memberi tahu mereka bahwa mereka memiliki waktu hingga 15 September untuk membuat kesepakatan; setelah itu, kami menutupnya di negara ini,” kata Trump.
“Dan saya mengatakan bahwa Amerika Serikat harus diberi kompensasi – kompensasi yang layak — karena kami adalah orang-orang yang membuat ini semua dapat terjadi, jadi kami harus diberi kompensasi.”
Para kritikus mengecam seruan Trump kepada pemerintah AS untuk mengambil kompensasi dari kesepakatan itu, dengan alasan bahwa itu tampak tidak konstitusional dan mirip dengan pemerasan.
Sementara itu, ByteDance telah berjanji untuk “secara ketat mematuhi” aturan ekspor baru di China yang berpotensi mempersulit penjualan bisnis seperti yang diminta oleh Trump.
Kementerian perdagangan China menambahkan “penggunaan oleh masyarakat sipil” ke daftar teknologi yang dibatasi untuk ekspor. Peraturan baru tersebut dapat mempersulit ByteDance untuk menjual aplikasi video yang sangat populer itu.