<p>Proyek apartemen milik PT PP Properti Tbk. / Facebook @PTPPPropertiTbk</p>
Industri

Hingga Akhir Juli 2021, PTPP Bukukan Kontrak Baru Rp9,54 Triliun

  • Kontrak baru tersebut terdiri dari kontrak baru induk perusahaan sebesar 60 persen dan anak perusahaan sebesar persen
Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Emiten konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) membukukan kontrak baru sebesar Rp9,54 triliun hingga akhir Juli 2021.

“Kontrak baru tersebut terdiri dari kontrak baru induk perusahaan sebesar 60 persen dan anak perusahaan sebesar persen,” ujar Direktur Utama PTPP Novel Arsyad dalam acara Public Expose secara daring, Kamis, 9 September 2021.

Dalam hal ini, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih mendominasi perolehan kontrak baru dengan porsi sebesar 51%. Selanjutnya, disusul oleh pemerintah sebesar 36% dan swasta sebesar 13%.

Sementara berdasarkan jenis atau tipe pekerjaan, jalan dan jembatan sebesar 49,68%, gedung sebesar 34,25%, irigasi sebesar 8,60%, dan industri sebesar 4,91%.Selain itu, jenis airport menyumbang kontrak baru sebesar 0,96%, minyak dan gas sebesar 0,8%, dan power plant sebesar 0,8%.

Hingga Juli 2021, perseroan tercatat telah menyelesaikan beberapa proyek, antara lain Junction Dawuan Tol sebesar Rp825 miliar, Pegadaian Tower sebesar Rp594 miliar, Gedung Kejaksaan Agung RI sebesar Rp500 miliar, dan jalan KIT Batang sebesar Rp350 miliar.

Kemudian, penataan Kawasan Pura Besakih sebesar Rp344 miliar, Mandalika Infrastructure Fase 2 sebesar Rp342 miliar, infrastruktur Kabupaten Alor sebesar Rp271 miliar, RS Banten sebesar Rp241 miliar, dan irigasi Bintang Bano sebesar Rp212 miliar.

Kinerja Semester I-2021

Sebagai informasi, sepanjang paruh pertama tahun ini, laba perseroan melesat hingga 309,5% year-on-year (yoy). Tercatat, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dari Rp21 miliar per semester I-2020 menjadi Rp86 miliar.

Namun, pendapatan PTPP pada periode ini turun menjadi sebesar Rp6,45 triliun. Jumlah ini turun tipis 4,3% yoy dibandingkan dengan semester I-2020 yang sebesar Rp6,74 triliun.

Adapun rinciannya, jasa kontruksi menyumbang paling besar, yakni Rp4,8 triliun. Selain itu, pendapatan perseroan juga disumbang oleh EPC (Engineering, Procurenment-Construction) Rp661 miliar, properti, dan realti Rp678 miliar.

Kemudian, persewaan perlatan Rp52,4 miliar, pracetak Rp121 miliar, energi Rp60 miliar, serta pendapatan keuangan atas konstruksi aset keuangan konsesi Rp36 miliar. 

Adapun total liabilitas perseroan tercatat naik menjadi Rp41,2 triliun, dari akhir tahun lalu sebesar Rp39,4 triliun. Begitu pun dengan total ekuitas yang naik tipis menjadi Rp14,1 triliun, dari sebelumnya Rp14 triliun per Desember 2020.

Perseroan per Juni 2021 membukukan kas dan setara kas sebesar Rp5,4 triliun, turun dari Rp7,5 triliun per akhir tahun lalu. Kendati demikian, total aset PTPP masih bisa tumbuh menjadi Rp55,3 triliun, dari Rp53,4 triliun per akhir tahun lalu.