Hingga Mei 2024 Subsidi Energi Sedot Anggaran Rp56,9 Triliun
- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelontorkan Rp56,9 triliun untuk realisasi subsidi energi yang meliputi Bahan Bakar Minyak (BBM), LPG 3kg, dan listrik bersubsidi pada Mei 2024.
Energi
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelontorkan Rp56,9 triliun untuk realisasi subsidi energi hingga Mei 2024. Subsidi meliputi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), LPG 3kg, dan listrik bersubsidi pada Mei 2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, secara total realisasi belanja untuk subsidi energi dan non energi sudah menyentuh angka Rp77,8 triliun hingga Mei 2024. Realisasi subsidi ini mengalami peningkatan 3,7% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya diangka Rp75,1 triliun.
"Kita lihat tiga tahun berturut-turut itu subsudi untuk sampai bulan Mei nilainyan cukup besar, melonjak tinggi dibandingkan 2021 waktu harga minyak mencapai kenaikan tinggi. Itu kombinasi harga minyak, kurs dan juga volume,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN Kita Juni 2024 di Jakarta, Kamis, 27 Juni 2024.
- Jadi Pengelola Tambang, NU Wajib Bayar Kompensasi Ini
- APBN Defisit Rp21,8 Tiliun, Imbas Harga Komoditas Anjlok
- PTBA Pasang Target 30 Persen Pendapatan dari EBT, Bagaimana Prospeknya?
Sri Mulyani merinci, realisasi subsidi energi terdiri dari subsidi bahan bakar minyak (BBM) mencapai 5,57 juta kilo liter, atau turun 1% jika dibandingkan dengan dari periode sama tahun lalu 5,63 juta kilo liter atau Rp6,6 triliun.
Kemudian, untuk belanja subsidi LPG 3 kg realisasinya mencapai Rp26,8 trilin mliputi 2,7 juta metrik ton atau tumbuh 1,9% dari periode sama tahun lalu sebesar 2,6 juta metrik ton. sementara, subsidi listrik sebesar Rp23,5 triliun atau mencapai 40,4 juta pelanggan atau meningkat 3,1 % dari periode sama tahun lalu sebesar 39,2 juta pelanggan.
Sedangkan untuk subsidi non energi ini terdiri dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan oleh perbankan mencapai Rp114,7 triliun, atau tumbuh 42,9% jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp80,3 triliun. Sedangkan untuk jumlah debitur KUR naik 33,4% dari 1,5 juta orang menjadi 2 juta orang.
Subsidi Energi
2024 - 2023
Melansir laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), subsidi BBM sendiri masuk dalam subsidi energi yang juga meliputi listrik hingga LPG 3 Kg. Untuk tahun 2024, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut kementeriannya menargetkan alokasi subsidi energi seniilai Rp186,9 triliun.
Anggaran subsidi tersebut dialokasikan untuk subsidi BBM dan LPG senilai Rp113,3 triliun dan subsidi listrik senilai Rp73,6 triliun. Anggaran ini diketahui meningkat dari tahun 2023.
Di mana subsidi energi 2023 telah direalisasikan senilai Rp159,6 triliun. Realisasi tersebut mencakup subsidi BBM dan LPG senilai Rp96,9 triliun dan subsidi listrik Rp64 triliun.
2022
Lalu pada 2022, berdasarkan data Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) mencatat realisasi subsidi energi pada 2022 mencapai Rp157,6 triliun. Realisasi ini lebih rendah dari yang dianggarkan pemerintah sebesar Rp211,1 triliun.
Jika dirinci, Rp157,6 triliun, terdiri dari subsidi BBM & LPG sebesar Rp97,8 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp59,8 triliun.
Realiasi Belanja
Sri Mulyani melaporkan, realisasi belanja pemerintah pusat (BPP) hingga Mei 2024 mencapai Rp824,3 triliun atau 33,4% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Angka ini naik sebesar 15,4% secara tahunan (yoy).
Sri Mulyani menjelaskan, peningkatan belanja pemerintah pusat ini didorong oleh kegiatan Pemilu yang terjadi pada Februari 2024, dan membutuhkan front loading belanja yang besar.
Bendahara negara ini merinci, realisasi belanja K/L Rp388,7 triliun atau 35,6 persen dari pagu. Utamanya dipengaruhi oleh pembayaran JKN/KIS, penyaluran berbagai program bansos, pembangunan infrastruktur, pemeliharaan BMN (Barang Milik Negara) dan dukungan pelaksanaan Pemilu.
Kemudian, belanja non K/L sebesar Rp435,6 triliun atau 31,6 persen dari pagu APBN 2024, utamanya terdiri atas realisasi subsidi energi dan pembayaran manfaat pensiun.