Wamenkeu Suahasil Nazara, Menteri keuangan Sri Mulyani dan wamenkeu Thomas dalam APBN KiTa Edisi Desember pada Rabu, 11 Desember 2024.
Makroekonomi

Hingga November 2024 Belanja Negara Terealisasi Rp2.894,5 Triliun

  • Kenaikannya cukup tajam dibandingkan belanja negara tahun lalu, yaitu 15,3%. Ini yang menjadi kemudian terlihat di dalam posturnya.

Makroekonomi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan total belanja negara dari APBN hingga akhir November 2024 sebesar Rp2.894,5 triliun. Angka ini 87% dari total alokasi pagu anggaran yang ditetapkan dalam APBN 2024.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyampaikan, realisasi belanja APBN sejauh ini terdiri dari belanja pemerintah pusat (BPP). Capaiannya sebesar Rp2.098 triliun atau 85,1% dari pagu.

"Kenaikannya cukup tajam dibandingkan belanja negara tahun lalu, yaitu 15,3%. Ini yang menjadi kemudian terlihat di dalam posturnya," katanya dalam APBN KiTa Edisi Desember pada Rabu, 11 Desember 2024.

Secara rinci BPP tersebut terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp1.049,7 triliun atau 96,2% dari pagu. Suahasil menyebutkan cakupan belanja ini naik 17,9% yoy dari tahun lalu. Hal ini  karena dipengaruhi dukungan pelaksanaan Pemilu, penyaluran berbagai program bantuan sosial, sarana prasarana pertahanan dan keamanan, pembangunan infrastruktur, dan pembayaran gaji ASN/TNI/Polri.

Belanja K/L tersebut lebih lengkap terdiri untuk belanja pegawai sebesar Rp266,3 triliun atau 92,8% dari pagu dan naik 12,9% yoy. Selanjutnya untuk belanja barang sebesar Rp399,3 triliun artinya terealisasi 98,5% atau naik 23,2% yoy.

Ada juga untuk belanja modal sebesar Rp245,2 triliun setara dengan 99,1% atau naik 29,6% yoy. Terakhir juga untuk alokasi belanja bansos sebesar Rp139,9 triliun yang artinya 91,8% atau turun 1,4% yoy. Menurut Suahasil, penurunan belanja modal terjadi karena utamanya dipengaruhi oleh belum disalurkannya PKH dan kartu sembako kuartal III dan IV. Ini karena adanya pengalihan dari PT Pos ke Himbara yang masih dalam proses.

Lebih lanjut, BPP untuk belanja non K/L hingga akhir November 2024 tercatat sebesar Rp1.048,9 triliun atau sebesar 76,2% dari pagu, dan naik 18,6% yoy dari tahun lalu.

Realisasi belanja non K/L tersebut digunakan untuk manfaat pensiun Rp160,5 atau naik 16,3% yoy, subsidi kompensasi terealisasi Rp420,5 triliun atau naik 31,9% yoy.

Adapun sebelumnya, APBN per November 2024 mengalami defisit Rp401,8 triliun atau 1,81 persen produk domestik bruto (PDB).  Dengan hal ini APBN telah defisit kian lebar sejak Oktober 2024 di angka Rp309,2 triliun.

Meski APBN 2024 mengalami defisit, keseimbangan primer masih tercatat surplus, yaitu sebesar Rp44,1 triliun. Keseimbangan primer adalah selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.