Hingga Oktober 2020, Konsumen Belum Juga Optimistis
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) dalam laporan terbaru mengatakan perbaikan keyakinan konsumen masih tertahan pada Oktober 2020. Diketahui, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan kesepuluh tahun ini sebesar 79, lebih rendah dibandingkan 83,4 pada September 2020. Penurunan tersebut terjadi pada sebagian besar kelompok yang tingkat pengeluarannya sebesar Rp1-Rp2 juta per bulan. Dari sisi usia, hal […]
Industri
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) dalam laporan terbaru mengatakan perbaikan keyakinan konsumen masih tertahan pada Oktober 2020.
Diketahui, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan kesepuluh tahun ini sebesar 79, lebih rendah dibandingkan 83,4 pada September 2020.
Penurunan tersebut terjadi pada sebagian besar kelompok yang tingkat pengeluarannya sebesar Rp1-Rp2 juta per bulan.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Dari sisi usia, hal ini terjadi pada responden dengan usia 31-40 tahun. Sementara secara spasial, penurunan keyakinan konsumen terjadi di 13 kota, dengan penurunan terdalam di Pontianak (-17,9 poin), diikuti Mataram (-13,3 poin), dan Banten (-11,4 poin).
Meskipun demikian, Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko menjelaskan, keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan tetap berada pada level optimistis. Hal ini dibuktikan dengan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 106,6.
“Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi cukup kuat, didukung oleh ekspektasi terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja,” mengutip dalam keterangan resmi, Selasa, 10 November 2020.
Onny mengungkapkan, rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang digunakan pada Oktober 2020 meningkat dari sebelumnya, yakni 68,8% menjadi 69,4%.
“Peningkatan tersebut diikuti dengan menurunnya pendapatan yang disimpan dari 19,8 persen menjadi 19,3 persen,” ujarnya.
Kemudian, rata-rata rasio pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) juga turun dari 11,4% menjadi 11,3%.