Hingga Pekan Ketiga November 2020, Rp141,13 Triliun Modal Asing Hengkang dari Indonesia
JAKARTA – Hingga minggu ketiga November 2020, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang keluar atau capital outflow mencapai Rp141,13 triliun. Sementara itu, capital inflow atau aliran modal asing yang masuk sebesar Rp4,87 triliun, khusus pada periode 23-26 November 2020. Transaksi tersebut masuk di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp3,51 triliun dan Rp1,36 triliun […]
Industri
JAKARTA – Hingga minggu ketiga November 2020, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang keluar atau capital outflow mencapai Rp141,13 triliun.
Sementara itu, capital inflow atau aliran modal asing yang masuk sebesar Rp4,87 triliun, khusus pada periode 23-26 November 2020.
Transaksi tersebut masuk di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp3,51 triliun dan Rp1,36 triliun di pasar saham.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Adapun credit default swaps (CDS) Indonesia lima tahun tercatat turun ke level 71,71 basis poin (bps) per 26 November 2020. Pada pekan sebelumnya, CDS ini ada di level 77,94 bps.
Selain itu, yield US Treasury Note 10 tahun sebesar 0,882%, dan yield SBN 10 tahun turun ke level 6,15%.
Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko menyebut, pada periode ini inflasi juga berada di level yang rendah dan terkendali.
“Berdasarkan survei pemantauan harga pada pekan keempat November 2020, inflasi yang diperkirakan sebesar 0,25% month-to-month (mtm),” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Senin, 30 November 2020.
Dengan perkembangan tersebut, BI memprediksi inflasi November 2020 secara tahun kalender sebesar 1,21% year-to-date (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,57% year-on-year (yoy).
Menurut hasil survei, penyumbang utama inflasi adalah daging ayam ras sebesar 0,1% mtm dan telur ayam ras 0,05% mtm.
Selain itu, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,02% mtm. Kemudian tomat, bawang putih, dan jeruk inflasi yang tercatat sama, yakni sebesar 0,01% mtm.
Adapun komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini berasal dari komoditas emas perhiasan sebesar minus 0,02% mtm dan angkutan udara yang minus 0,01% mtm.