Karyawan beraktivitas di dekat layar monitor pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu, 6 April 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

Hiperinflasi Ancam Indonesia pada September 2022, Analis: Perusahaan Cenderung Naikkan Harga Jual Saham

  • Hiperinflasi yang diperkirakan akan mengancam perekonomian Indonesia pada September 2022 berpeluang memberikan dampak negatif untuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pasar Modal
Liza Zahara

Liza Zahara

Author

JAKARTA - Hiperinflasi yang diperkirakan akan mengancam perekonomian Indonesia pada September 2022 berpeluang memberikan dampak negatif untuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Analis Henan Putihrai Sekuritas Anissa Septiwijaya mengatakan, hiperinflasi dapat berdampak negatif pada IHSG karena adanya lonjakan inflasi yang tentunya akan mempengaruhi perlambatan pertumbuhan ekonomi.

"Dengan kenaikan harga yang terjadi mendukung biaya input membengkak sehingga perusahaan cenderung menaikkan harga jualnya," kata Anissa saat dihubungi TrenAsia.com, Kamis, 18 Agustus 2022.

Namun, dari kenaikan harga tinggi tersebut diiringi dengan permintaan yang menurun sehingga memberikan dampah negatif pada kinerja laba perseroan. Kemudian nantinya dapat mempengaruhi pergerakan sahamnya.

Untuk diketahui, pemerintah dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2023 pada Selasa, 16 Agustus 2022 mengumumkan Indonesia terancam hiperinflasi pada bulan depan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi hiperinflasi tersebut dengan melakukan kerja sana dan antisipasi agar dapat teratasi.

Hiperinflasi yang akan dihadapi Indonesia di kisaran 10%-12%. Menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dikutip dari catatan TrenAsia, hiperinflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga pangan dan energi yang semakin membebani masyarakat.

Sedangkan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat inflasi Indonesia tembus 4,94% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juli 2022. angka tersebut naik dari bulan sebelumnya sebesar 4,35%.