Hisab Hakiki Wujudul Hilal: Metode Penentuan Hilal yang Dipakai Muhammadiyah
- JAKARTA - Penentuan keputusan hilal atau awal bulan Ramadan serin mengalami perbedaan. Hal ini bukan hal baru dan kerap terjadi di setiap tahunnya.Namun, Muhamm
Nasional
JAKARTA - Penentuan keputusan hilal atau awal bulan Ramadan serin mengalami perbedaan. Hal ini bukan hal baru dan kerap terjadi di setiap tahunnya.
Namun, Muhammadiyah telah menetapkan bahwa tanggal 1 Ramadan 1444 H akan jatuh pada hari Kamis, 23 Maret 2023. Tanggal tersebut tercantum dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2023. Adapun metode yang digunakan Muhammadiyah untuk penentuan hilal adalah Hisab hakiki wujudul hilal.
Melansir dari laman website resmi Muhammadiyah, hisab adalah metode menghitung posisi-posisi geometris benda-benda langit untuk menentukan penjadwalan waktu di bumi. Hasilnya dapat digunakan untuk membuat perhitungan awal bulan Kamariah dan penanggalan.
- Menyoal Perselingkuhan yang Trending Lagi: 8 Alasan Mengapa Seseorang Berselingkuh Menurut Ahli
- Pencipta Chat GPT, Sam Altman Mengaku Takut Pada Ciptaannya, Ini Alasannya
- Apindo: Pemulihan Ekonomi Sudah di Jalur yang Tepat, Regulasi Justru Jadi Penghambat Industri
- Transaksi Bitcoin di Ajaib Kripto Melonjak hingga 600 Persen Gara-gara Ini
Penggunaan hisab yang digunakan Muhammadiyah adalah hisab haiki yaitu mengacu pada gerak faktual bulan di langit sehingga bermula dan berakhirnya bulan Kamariah berdasarkan pada kedudukan atau perjalanan bulan benda langit tersebut.
Lebih lanjut, Muhammadiyah menggunakan hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal artinya matahari terbenam terlebih dahulu daripada bulan walaupun hanya berjarak satu menit atau kurang.
Hisab hakiki wujudul hilal dapat dimulai pada hari ke-29 jika sudah terpenuhinya tiga syarat berikut:
1. Telah terjadi ijtimak
2. Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam
3. Saat matahari terbenam pinggiran atas bulan masih di atas ufuk
Namun, apabila salah satu kriteria tersebut tidak dipenuhi, maka bulan berjalan digenapkan tiga puluh hari dan baru dimulai lusa.
Berdasarkan perhitungan hisab Muhammadiyah, jika posisi bukan sudah berada di atas ufuk pada saat terbenam matahari di seluruh Indonesia seberapapun tingginya meskipun hanya 0,1 derajat maka esok harinya akan dianggap sebagai hari pertama bulan baru.