Industri

HK Metals utama (HKMU) Dukung Rencana Jokowi Setop Eskpor Bauksit

  • PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) menyambut positif serta mendukung rencana Presiden Jokowi untuk menghentikan ekspor perdagangan bahan-bahan mentah
Industri
Muhammad Farhan Syah

Muhammad Farhan Syah

Author

JAKARTA- PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) menyambut positif serta mendukung rencana Presiden Jokowi untuk menghentikan ekspor perdagangan bahan-bahan mentah secara bertahap termasuk bauksit untuk tahun mendatang.

Direktur sekaligus merangkap sebagai Sekretaris Perusahaan HK Metals Utama, Jodi Pujiyono berharap, dukungan tersebut diharapkan dapat segera terealisasi dalam waktu dekat, Sehingga industri aluminium dapat segera pulih usai dihantam pandemi covid-19.

Bauksit yang merupakan bahan dasar pada proses pembuatan aluminium sangat berperngaruh terhadap aktivtias bisnis anak usaha HKMU yang bergerak pada bidang manufaktur ekstrusi, yaitu PT Handal Aluminium Sukses (HAS).

Sebagai informasi, Industri aluminium selama dua tahun terakhir mengalami sejumlah tekanan. Di antaranya seperti penurunan permintaan industri aluminium dan kenaikan harga bahan baku aluminium ingot.

"Dengan dihentikannya ekspor bauksit, serta pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi (aluminium) di dalam negeri akan memberikan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, termasuk memberikan dampak positif terhadap pelaku industri aluminium,” ujar Jodi dalam keterangan resmi yang dikutip pada, Selasa, 30 November 2021.

Sebelumnya, wacana penyetopan ekspor bahan mentah tersebut kembali mencuat usai Presiden Jokowi menyampaikan pidato pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) 2021 yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu, 24 November 2021.

Jokowi menegaskan bahwa kedepannya Indonesia akan menutup pintu ekspor bagi bahan-bahan mentah, seperti bauksit, tembaga hingga timah secara bertahap yang juga sudah lebih dahulu dimulai pada nikel sebelumnya.

Presiden juga berharap agar Indonesia bisa mengekspor bahan-bahan mentah tersebut dalam bentuk barang setengah jadi atau barang jadi, serta mendorong upaya industrialisasi dan hilirisasi bahan-bahan mentah tersebut di dalam negeri sehingga nantinya hal tersebut mendatangkan nilai tambah atau added value yang dapat membuat  neraca perdagangan Indonesia menjadi lebih baik.