Ilustrasi cukai rokok atau cukai hasil tembakau (CHT). Grafis: Deva Satria/TrenAsia
Pasar Modal

HMSP, GGRM, dan WIIM Kompak Melonjak, Saham Rokok Masih jadi Andalan Investor?

  • Sejumlah saham emiten produsen rokok menunjukkan pergerakan yang positif sejak awal pekan perdagangan hingga menjadi penopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Pasar Modal

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Sejumlah saham emiten produsen rokok menunjukkan pergerakan yang positif sejak awal pekan perdagangan hingga menjadi penopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Pada penutupan perdagangan Kamis, 26 Januari 2023, saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) melonjak 8,29% ke level harga Rp980 per lembar. Saham HMSP memang telah bergerak positif sejak awal pekan dengan total kenaikan sebesar 17,78%. 

Kondisi serupa juga ditunjukkan oleh saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), bahkan melampaui kinerja saham HMSP. Hanya dalam tiga hari atau sejak awal pekan perdagangan, saham GGRM telah membukukan peningkatan hingga 27,53%. 

Tidak hanya itu, saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) juga ikut menanjak. Hanya saja, peningkatannya tidak semasif kedua saham di atas. Pada periode 24 – 26 Januari 2023, saham WIIM terkerek 8,2%.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama mengatakan bahwa faktor pemulihan ekonomi menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan saham trio produsen rokok itu.

“Terkait faktor pemulihan ekonomi, yang memicu kenaikan demand (permintaan). Jadi selama harga sahamnya naik ya pasti dipengaruhi faktor demand,” ujarnya kepada TrenAsia.com, Kamis, 26 Januari 2023.

Padahal, lanjut Nafan, masih terdapat sejumlah tantangan tengah dihadapi produsen rokok di Tanah Air, seperti kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT). Menurutnya, hal ini berpotensi menyebabkan terjadinya penggerusan margin laba emiten rokok.

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat 0,51% ke level 6.864,82 pada akhir sesi perdagangan Kamis, 26 Januari 2023. Dalam sehari, indeks komposit bergerak pada rentang 6.815,79 – 6.874,87 dengan membukukan kapitalisasi pasar sebesar Rp9.489,74 triliun.