Hobi Anak Muda yang Membuat Dompet Kering, Apa Saja?
- Kondisi keuangan seseorang sangat dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam mengelola uang. Ini juga berlaku bagi anak muda. Sebagai anak muda yang mulai mendapatkan penghasilan sendiri, wajar jika banyak pekerja muda tergoda untuk berbelanja secara hedonis atau boros.
Rumah & Keluarga
JAKARTA – Kondisi keuangan seseorang sangat dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam mengelola uang.Ini juga berlaku bagi anak muda. Sebagai anak muda yang mulai mendapatkan penghasilan sendiri, wajar jika banyak pekerja muda tergoda untuk berbelanja secara hedonis atau boros.
Euforia memiliki pendapatan sendiri, dengan sedikit tanggungan dan perasaan bahwa pengelolaan keuangan belum menjadi prioritas, menjadi salah satu alasan mengapa mereka tidak ragu untuk mengeluarkan uang untuk hal-hal konsumtif demi kesenangan saat ini. Tidak jarang, hobi yang dimiliki anak muda juga sering menyebabkan pengeluaran berlebih.
Terkadang, kebiasaan-kebiasaan ini dapat mengakibatkan kebutuhan dasar, seperti membayar listrik, air, dan membeli makanan sehari-hari tidak terpenuhi. Banyak generasi muda yang mengalami kondisi ini.
- Simak Bagaimana AI Bisa Atasi Perang Premi vs Klaim Asuransi di Tengah Inflasi Medis
- IPO Golden Westindo (GWAA) Ditunda, Apa Penyebabnya?
- Bikin Tekor Rp308 T, PP 28/2024 dan Kemasan Rokok Polos Jadi Beban Tambahan Prabowo-Gibran
Jika dilakukan sesekali mungkin masih bisa diterima. Namun, jika suatu aktivitas atau hobi konsumtif telah menjadi kebiasaan atau gaya hidup, lama-kelamaan ini bisa menyebabkan kondisi keuangan yang memburuk. Lantas, hobi apa saja yang ternyata membuat boros?
Hobi Anak Muda yang Bikin Boros
Berikut beberapa hobi anak muda yang bikin boros:
Nongkrong Sepulang Kerja
Kebutuhan bersosialisasi adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa terus-menerus beraktivitas sendiri. Menjalin hubungan dengan teman atau keluarga juga dianggap sebagai cara yang efektif untuk mengurangi stres. Banyak pekerja muda yang menjadikan hangout setelah kerja sebagai rutinitas untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasi.
Berkumpul dengan teman setelah bekerja, sekadar untuk refreshing setelah seharian bekerja, atau menikmati waktu sendiri di kedai kopi, telah menjadi bagian dari gaya hidup generasi milenial dan generasi Z. Sesekali nongkrong mungkin tidak berdampak besar pada pengeluaran, namun jika dilakukan hampir setiap malam, dampaknya terhadap keuangan akan terasa cukup besar.
Koleksi Barang Bermerek
Memiliki penghasilan sendiri adalah kesempatan untuk bebas membeli barang-barang bermerek yang sudah lama diidamkan, seperti sneakers, parfum, tas, gadget, item fashion yang sedang tren, produk make-up atau skincare mewah, dan lainnya.
Di kalangan anak muda zaman sekarang, tekanan dari lingkungan pergaulan turut mempercepat konsumsi. Hal ini disebabkan oleh sifat FOMO (fear of missing out), yaitu ketakutan akan tertinggal dari tren yang berkembang dalam kelompok sosial.
Membeli barang bermerek untuk tampil gaya dan keren sah-sah saja. Namun, jika tidak diimbangi dengan batasan sesuai kemampuan finansial, pendapatan bisa habis hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumtif. Untuk itu, mulailah membuat anggaran khusus untuk pembelian barang bermerek. Misalnya, tetapkan anggaran maksimal 10% dari pendapatan bulanan untuk belanja.
Jika anggaran tersebut belum cukup untuk membeli barang yang diinginkan, bersabarlah dan kumpulkan uang terlebih dahulu hingga mencukupi. Jangan sekali-kali menggunakan dana dari pos anggaran penting lainnya seperti dana darurat, asuransi jiwa, atau investasi, apalagi sampai berutang hanya demi memenuhi hobi konsumtif.
Hobi Belanja
Kebiasaan belanja impulsif dapat membuat kalian perlahan menjadi miskin. Seringkali, belanja impulsif dipicu oleh adanya promo, meskipun barang tersebut sebenarnya tidak dibutuhkan. Akibatnya, uang terbuang percuma untuk barang yang tidak terpakai dan hanya memberikan kesenangan sesaat.
Traveling
Banyak pekerja muda lebih memilih menghabiskan uang untuk hobi traveling ke berbagai destinasi, daripada menyisihkan pendapatan untuk asuransi kesehatan dan investasi. Menggunakan uang untuk mendapatkan pengalaman baru melalui perjalanan bepergian ke berbagai tempat dinilai sebagai bagian dari gaya hidup yang mendukung kesejahteraan mental.
Setelah lelah bekerja, traveling dipandang sebagai cara yang tepat untuk menyegarkan diri dan kembali bersemangat dalam rutinitas harian. Tren traveling sebagai gaya hidup juga erat kaitannya dengan prinsip yang dipegang Generasi Milenial, yaitu YOLO (you only live once).
Makan Di Luar
Anak muda cenderung serba cepat dan praktis, kebiasaan ini sering terbawa saat makan. Banyak yang lebih memilih makan di luar atau memesan makanan daripada memasak di rumah. Makan di luar dianggap lebih menyenangkan, praktis tanpa perlu repot memasak dan membersihkan, serta terasa lebih enak dibanding makanan rumahan.
Namun, banyak anak muda tidak menyadari bahwa kebiasaan ini dapat membuat pengeluaran harian menjadi semakin besar. Oleh karena itu, sisihkan waktu untuk memasak di rumah. Memasak tidak harus merepotkan, justru bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan.
Hasil masakan kalian juga bisa sebanding dengan makanan di restoran. Kalian bebas bereksperimen membuat hidangan sesuai selera. Tentunya, makan di luar masih diperbolehkan sesekali, asalkan tetap dalam batas yang wajar.
Nonton Konser
Banyak musisi, baik lokal maupun luar yang mengadakan konser. Hal ini membuat beberapa pecinta musik khawatir mengenai kondisi keuangan mereka. Meski mereka senang menyambut kedatangan artis favorit, harga tiket konser yang mahal sering kali mengganggu tabungan, terutama jika pengumuman konser tersebut datang secara mendadak.
Bagi sebagian orang, menikmati pertunjukan dari idol favorit sangatlah penting. Oleh karena itu, banyak penggemar yang bersedia menyisihkan uang untuk membeli tiket konser yang mahal, bahkan ada yang mengejar pertunjukan hingga ke luar negeri.
Untuk itu, kalian perlu menyiapkan anggaran khusus agar Anda tidak merasa stres saat harus mengeluarkan banyak uang untuk melihat idola.
Malas Menabung
Seringkali, anak muda kesulitan menabung karena tingginya pengeluaran yang harus dikeluarkan, terutama akibat kebiasaan konsumtif. Akibatnya, penghasilan habis hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bersenang-senang. Padahal, menabung adalah kebiasaan yang sangat penting.
- Saham AMMN Mendadak Loyo Usai Terjadi Transaksi Jumbo Antar Direksi
- Tantangan dan Risiko jika Kementerian BUMN Berubah Jadi Super Holding
- Rekam Jejak Investasi Temasek Singapura di Indonesia
Sebagai anak muda yang belum memiliki banyak tanggungan, menabung sering dianggap kurang penting. Namun, jangan salah, menabung adalah bekal untuk masa depan. Oleh karena itu, mulailah menabung dari sekarang dengan membiasakan diri menyisihkan sejumlah uang.
Itu dia beberapa hobi anak muda yang menyebabkan penyakit kantong kering. Menikmati hidup dengan melakukan aktivitas hedonis boleh saja, terutama saat masih muda. Namun, kalian tetap perlu membatasinya agar kesehatan keuangan tetap terjaga dan masa depan finansial aman.