<p>Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki / Dok. Kementerian Koperasi dan UKM</p>
Industri

Holding BUMN Ultra Mikro Bidik Target Rasio Kredit UMKM Melesat jadi 30 Persen

  • Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menaruh target tinggi pada holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ulrta mikro untuk mengerek rasio kredit pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menaruh target tinggi pada holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ulrta mikro untuk mengerek rasio kredit pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Target yang dicapai tersebut sebesar 30% dari total kredit nasional. Menurut Teten, holding BUMN ultra mikro memang jadi garda utama dalam penyaluran kredit bagi pelaku usaha.

Holding BUMN ini terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).

“Kita berharap porsi kredit perbankan untuk UMKM setidaknya bisa naik jadi 30 persen dengan dorongan dari pembentukan holding ini,” kata Teten, Kamis 25 Maret 2021.

Sementara itu rasio kredit UMKM hingga 2020 masih berada di angka 19,7%. Rendahnya penyaluran dana perbankan kepada UMKM salah satunya disebabkan minimnya akses pelaku UMKM terhadap layanan perbankan.

Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM bersama BRI, sebanyak 30 juta pelaku UMKM tercatat tidak memiliki akses layanan keuangan formal meliputi bank, financial technology (fintech), mau pun pegadaian. Sementara jumlah UMKM yang bankable baru mencapai 15 juta pelaku usaha.

UMKM sendiri tengah mengalami efek penurunan bisnis akibat pandemi COVID-19. Kementerian Koperasi dan UKM memproyeksikan sebanyak 98% dari 63 juta pelaku usaha mikro telah merasakan dampak pandemi COVID-19 sejak tahun 2020 lalu.

Menurut Teten, kucuran dana kredit dari perbankan dapat menolong UMKM agar tidak kekurangan modal.  

“Kami hanya ingin memastikan bahwa penyaluran kredit mikro akan jauh lebih terarah kepada usaha kecil dan mikro yang memerlukan dengan bunga yang lebih rendah, mudah, dan juga ada pertambahan nasabah baru yang signifikan,” jelas Teten.

Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain di Asia soal penyaluran kredit UMKM. Rasio kredit pelaku UMKM di singapura tercatat telah mencapai 39%. Adapun Malaysia mampu mencapai 50%, Thailand 51%, Jepang 66%, serta Korea Selatan 82%.

Pembentukan holding BUMN ultra mikro telah mendapat lampu hijau dari Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi berharap, holding BUMN ultra mikro dapat segera dibentuk.

“Komisi XI mendorong pemerintah melakukan langkah-langkah secepatnya dalam mewujudkan holding mikro ini dengan aksi-aksi korporasi dan aksi manajemen yang diperlukan,” ujar Fathan melalui keterangan tertulis, Rabu 24 Maret 2021.

Pada rapat kerja Komisi VI DPR pekan lalu, Menteri BUMN Erick Thohir juga mengumumkan persetujuan stakeholder terkait dalam pembentukan BUMN ultra mikro. Erick juga mengatakan pihaknya telah mengantongi izin dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Komite tersebut terdiri dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

“Kami sudah dapat dukungan dari OJK, BI, LPS, KSK dan terakhir dirapatkan di Komite Privatisasi yang langsung dipimpin oleh Menteri koordinator Perekonomian sebagai pimpinan komite tersebut, kita sudah sosialisasi dan mendapatkan persetujuan ini,” kata Erick dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI yang ditayangkan Youtube Komisi VI DPR RI Channel, Kamis 18 Maret 2021. (SKO)