<p>Driver Grab Bike mengenakan Grab Protect pelindung yang membatasi antara pengemudi dan penumpang saat diluncurkan di Jakarta, Senin 8 Juni 2020. Penumpang ojek online (ojol) kini tak perlu khawatir menggunakan transportasi ini di tengah pandemi Corona, Grab memberikan pengamanan dengan Grab Protect bagi pengemudi yang membatasi antara driver dan penumpang untuk meminimalisir kontak penyebaran COVID-19. [&hellip;]</p>
Nasional

Hore! Ojol Dipastikan Bisa Beli BBM Subsidi

  • Menteri Usaha Mikro, Kecil Menengah Maman Abdurrahman mengungkapkan, pemerintah tetap memberi alokasi khusus kepada para pengemudi ojek online (ojol), agar bisa tetap mengkonsumsi BBM subsidi.

Nasional

Debrinata Rizky

JAKARTA - Menteri Usaha Mikro, Kecil Menengah Maman Abdurrahman mengungkapkan, pemerintah tetap memberi alokasi khusus kepada para pengemudi ojek online (ojol), agar bisa tetap mengkonsumsi BBM subsidi.

Maman menegaskan, para pengemudi ojol di seluruh Indonesia nantinya tetap bisa menenggak Pertalite , lantaran dikategorikan sebagai UMKM yang tidak terkena dampak realokasi BBM bersubsidi.

"Jadi buat teman-teman kita pengusaha UMKM di sektor mikro dan kecil, itu tidak dikeluarkan dalam kategori yang tidak mendapatkan BBM bersubsidi," ujar Maman usai mengadakan pertemuan dengan Ojol di kantornya pada Jumat, 6 Desember 2024.

Maman mengatakan, ojol saat ini juga merupakan sektor profesi yang turut serta membantu rantai pasok distribusi UMKM di seluruh Indonesia.

Hal ini sekaligus membantah penyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang sebelumnya mengisyaratkan pemerintah akan mencabut ojol dalam kategori untuk mendapat BBM bersubsidi.

Pernyataan ini menimbulkan reaksi oleh Serikat Pekerja Angkutan Indonesia menentang rencana ojek online (ojol) dilarang menggunakan BBM bersubsidi.  Hal ini dinilai akan semakin memberatkan tidak hanya ojek online (Ojol), tetapi juga pekerja platform lainnya seperti taksi online (taksol) dan kurir.

Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) Lily Pujiati mengatakan, dalam keseharian ojol dan taksol tak sepadan dengan pendapatan yang dihasilkan. Lily menyebut, ini semua diakibatkan karena hubungan kemitraan yang memperbudak para pengemudi. Akibatnya para mitra tidak mendapatkan pemasukan yang tetap setiap bulannya.

"Karena kami mengeluarkan banyak biaya untuk membeli BBM ini per harinya. Untuk Ojol dan kurir rata-rata kami menghabiskan Rp30.000-Rp40.000. Sementara taksi online hingga Rp150.000. Dan untuk pendapatan bersihnya kami rata-rata hanya mendapatkan Rp50.000-Rp100 .000 , baik roda 2 maupun roda 4," ungkapnya kepada TrenAsia.com  Jumat, 29 November 2024.

Ketua Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia Igun Wicaksono menegaskan, ribuan ojol akan siap melakukan aksi besar-besaran di Kementerian ESDM. Hal ini buntut dari tidak diperbolehkannya ojek online menggunakan Pertalite atau BBM subsidi.

Igun menyebut, blunder yang dikeluarkan Bahlil tidak dapat diterima. Bahlil dinilai secara sepihak memutuskan ojol tidak masuk sebagai penerima BBM bersubsidi karena bukan angkutan publik.