ht.jpg
Dunia

HT dan Listrik Lebanon Ikut Meledak, Asal-usul dan Isi Pager Terlacak

  • Investigasi tersebut menunjukkan bahwa Israel menempatkan 1 hingga 3 gram pentaerythritol tetranitrate (PETN), bahan peledak kuat, di setiap perangkat,

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Setelah ledakan yang belum pernah terjadi sebelumnya kemarin yang menargetkan pager milik ribuan anggota Hizbullah gelombang ledakan serupa lainnya telah melanda Lebanon. 

Rangkaian ledakan kedua tampaknya menargetkan walkie-talkie atau handly talky (HT) yang digunakan oleh anggota kelompok yang didukung Iran tersebut. Meskipun ada dugaan  berbagai perangkat elektronik mungkin telah terpengaruh. 

Meski Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas kedua serangan  tersebut Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Rabu 18 September 2024 mengumumkan dimulainya fase baru perang. Fokusnya pada pada garis depan utara.

Laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan bahwa 14 orang meninggal dan lebih dari 450 orang terluka dalam ledakan yang melanda beberapa kota di Lebanon pada gelombang serangan. Seperti sehari sebelumnya banyak korban luka dilaporkan di bagian perut dan tangan. Serangan sehari sebelumnya telah mengakibatkan 12 orang meninggal dan melukai lebih dari 2.800 orang.

Foto dan video dari ledakan hari ini menunjukkan berbagai perangkat komunikasi yang rusak dan terbakar. Termasuk beberapa contoh radio walkie-talkie dua arah ICOM IC-V82 buatan Jepang. Selain itu beberapa sistem tenaga surya dilaporkan juga meledak di rumah-rumah penduduk di seluruh Lebanon.

Mengingat kekacauan yang disebabkan oleh ledakan tersebut, ada laporan anggota Hizbullah yang panik mencabut baterai dari walkie-talkie yang tidak meledak. Kemudian menaruh bagian-bagian tersebut dalam tong logam untuk berjaga-jaga jika meledak.

Laporan tambahan menyatakan bahwa setidaknya satu dari model walkie-talkie yang meledak di Lebanon hari ini dihentikan produksinya. Tetapi Hizbullah menerima kiriman tersebut lima bulan lalu. Sekitar waktu yang sama ketika mereka menerima pager yang terlibat dalam ledakan pada Selasa. Ini jelas menunjukkan perangkat tersebut telah diubah sebelum sampai ke tangan Hizbullah.

Alur Pasokan Pager

Terkait pager yang meledak Al Jazeera melacak rantai pasokan alat itu dari Taiwan ke Hungaria hingga Lebanon. Termasuk termasuk persinggahan pelabuhan selama tiga bulan yang selama itu bahan peledak mungkin telah ditempatkan di perangkat tersebut.

Pager yang meledak diketahui model AR-924. Merek dagang produsen pager Taiwan Gold Apollo. Pada hari Rabu, Gold Apollo merilis pernyataan yang membantah tuduhan memproduksi pager Hizbullah. Dan mengatakan hanya logo perusahaan itu yang ada pada perangkat itu. “Pager tersebut dibuat oleh perusahaan Hungaria bernama BAC melalui kesepakatan lisensi,” kata Gold Apollo dalam pernyataannya.

Bukti sejauh ini menunjukkan bahwa Hizbullah memperoleh pager sekitar bulan Februari. Ini  ketika pemimpin kelompok tersebut Hassan Nasrallah, memerintahkan anggotanya untuk berhenti menggunakan ponsel  karena mereka dapat dengan mudah disadap dan dipantau oleh intelijen Israel.

Reuters melaporkan bahwa alamat yang tertera untuk BAC adalah sebuah gedung di kawasan permukiman. Meskipun nama perusahaan tertera di sana pada selembar kertas A4, seorang sumber yang ada di gedung tersebut mengatakan perusahaan tersebut tidak memiliki kantor fisik di gedung tersebut.

Mekanisme pasti yang digunakan untuk ledakan pager tersebut belum jelas saat ini. Tetapi beberapa ahli berspekulasi bahwa sistem radio yang menjadi tumpuan pager tersebut telah diretas. Mungkin melalui kode yang direkayasa. Baterai pager tersebut dapat dipicu menjadi terlalu panas, yang menyebabkan proses yang disebut thermal runaway yang pada gilirannya menyebabkan baterai pager meledak.

Beberapa analis termasuk Hamish de Bretton-Gordon, mantan perwira tentara Inggris dan ahli senjata kimia, telah berspekulasi  pager tersebut mungkin juga telah dirusak sepanjang rantai pasokan dan dipasangi kabel agar meledak sesuai perintah.

Namun, analis militer dan politik yang berkantor di Brussels, Elijah Magnier, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sumbernya yang dekat dengan lapangan di Lebanon telah berbagi rincian dari investigasi awal yang dilakukan oleh Hizbullah terhadap pager yang tidak meledak.

“Investigasi tersebut menunjukkan bahwa Israel menempatkan 1 hingga 3 gram pentaerythritol tetranitrate (PETN), bahan peledak kuat, di setiap perangkat,” katanya.

Ini sejalan dengan laporan New York Times dan Reuters. Mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya dua media itu melaporkan bahwa otoritas Israel telah menaruh sejumlah kecil bahan peledak di pager sebelum ledakan.

Tertahan 3 Bulan

Lebanon menghadapi berbagai sanksi dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan mitra-mitra Barat mereka. Selain itu, Amerika , Inggris dan sekutu-sekutu mereka, seperti Jepang, memasukkan Hizbullah ke dalam daftar organisasi teroris.

Artinya perusahaan yang berdagang dengan Lebanon harus berhati-hati, Dalam kasus ini pager yang diperoleh Hizbullah berada di pihak ketiga dan ditampung di pelabuhan selama tiga bulan. Menurut Magnier barang itu menunggu izinsebelum akhirnya dipindahkan ke kelompok Lebanon. Hizbullah menduga bahwa selama tiga bulan itulah Israel berhasil menanam bahan peledak di perangkat tersebut.

Magnier menambahkan bahwa penyelidikan sejauh ini menunjukkan bola-bola logam ditempatkan di sekitar baterai pager. Ini memungkinkan daya ledak untuk mendorong pecahan-pecahan logam keluar yang secara signifikan meningkatkan daya mematikan ledakan tersebut.  “Penambahan ini juga dilakukan selama tiga bulan ketika pengiriman ditunda.”

Al Monitor buletin Timur Tengah yang disegani dalam laporannya  mengatakan rencana awal Israel menindaklanjuti dengan serangan yang menghancurkan. Terutama  saat kelompok Lebanon itu masih terpuruk. Dengan kata lain serangan pager akan menjadi serangan pembuka dalam eskalasi besar sebagai bagian dari serangan atau mungkin invasi ke Lebanon selatan.Namun laporan itu menambahkan Hizbullah mulai curiga. Ini  memaksa Israel  memicu serangan lebih awal. 

Dengan demikian tujuan serangan hanya ingin menunjukkan bahwa Israel dapat menyusup ke komunikasi musuh. Dan menunjukkan bahwa mereka dapat mempermalukan mereka. 

Israel bisa disebut telah meraih kemenangan taktis yang signifikan dalam operasi ini. Niscaya ini merupakan penghinaan yang akan meningkatkan ketidakamanan kelompok bersenjata Lebanon. Dan juga berdampak buruk bagi moral mereka.

Namun ada potensi kerugian strategis yang serius bagi Israel. Karena meskipun hal ini mempermalukan lawan, hal ini tidak menghalangi kelompok milisi Lebanon. Dan itu tidak mendekati tujuan strategis Israel untuk menghentikan serangan Hizbullah,  serta mengizinkan lebih dari 60.000 warga Israel di perbatasan utara yang tidak berada di rumah mereka selama hampir setahun untuk kembali ke rumah.

Hizbullah bagaimanapun akan terhuyung-huyung akibat serangan itu. Tetapi mereka akan segera menyusun diri sebagai sebuah organisasi. Dan akan menemukan cara lain untuk berkomunikasi. Lebanon adalah negara kecil dan pesan-pesan dapat dengan mudah disampaikan dengan tangan.

Meski tidak sesuai rencana awal Israel, serangan ini tidak membawa kawasan itu satu inci lebih jauh dari perang habis-habisan. Sebaliknya serangan ini justru mendorongnya lebih dekat. Sekali lagi wilayah tersebut telah didorong ke ambang perang habis-habisan. Cepat atau lambat, jika ini terus berlanjut, mereka akan jatuh dari tebing.