Nasional

Human Capital Index Sedikit Membaik, Indonesia Harus Jaga Konsistensi

  • Skor HCI 2020 diolah berdasarkan data baru dan diperluas untuk masing-masing komponennya hingga Maret lalu. Artinya, laporan tersebut belum memperhitungkan dampak COVID-19 pada human capital.

Nasional
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Bank Dunia baru saja menerbitkan laporan ‘The Human Capital Index 2020 Update: The Human Capital in The Time of COVID-19’. Dalam laporan tersebut, diketahui nilai HCI Indonesia pada 2020 sebesar 0,54. Naik dari 0,53 pada tahun 2018 lalu.

“Ini membuktikan hasil belanja negara untuk human capital sudah mulai terlihat”, ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu di Jakarta, Sabtu 19 September 2020.

Sebagai informasi, HCI merupakan salah satu program Bank Dunia yang didesain untuk menjelaskan bagaimana kondisi kesehatan dan pendidikan dapat mendukung produktivitas generasi yang akan datang.

HCI mengombinasikan komponen-komponen probabilitas hidup hingga usia 5 tahun (survival), kualitas dan kuantitas pendidikan, dan kesehatan termasuk isu stunting. Komponen tersebut merupakan bagian utama dari pengukuran produktivitas tenaga kerja di masa depan dari anak yang dilahirkan saat ini.

Febrio mengungkapkan, index komponen survival meningkat menjadi 0,98 dari sebelumnya 0,97. Sedangkan kualitas pendidikan sebesar 395. Di sisi lain, durasi waktu sekolah anak Indonesia berada pada 7,8, turun dari sebelumnya 7,9.

“Untuk komponen kesehatan, terdapat kenaikan yang cukup signifikan, dari 0,66 menjadi 0,72. Angka ini menggambarkan terjadinya penurunan jumlah anak stunting dan keterbatasan kognitif ataupun fisik,” tambahnya.

Ia bilang skor HCI 2020 diolah berdasarkan data baru dan diperluas untuk masing-masing komponennya hingga Maret lalu. Artinya, laporan tersebut belum memperhitungkan dampak COVID-19 pada human capital.

Meskipun begitu, lanjutnya, laporan ini memberikan gambaran nyata atas hasil dari upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas human capital. Khususnya terkait pendidikan, kesehatan, dan generasi milenial.

Upaya Peningkatan Human Capital

Lebih lanjut Febrio menjelaskan pemerintah telah melakukan berbagai upaya guna meningkatkan human capital di dalam negeri. Yang pertama melalui alokasi 20% anggaran untuk pendidikan, meningkatkan kualitas guru dan manajemen sekolah serta proses belajar mengajar peserta didik.

Selain itu, pihaknya juga memberikan perhatian besar pada pendidikan vokasi untuk menghadapi revolusi industri 4.0, teknologi informasi, dan partisipasi sektor swasta dalam pendidikan.

“Dalam menyongsong pembangunan digital, Pemerintah Indonesia memperbaiki kurikulum pendidikan, memperkuat kompetensi melalui pelatihan vokasi dan program magang, serta pelaksanaan sertifikasi profesi di seluruh institusi di wilayah Indonesia,” tutur Febrio.

Khusus sektor kesehatan, sambungnya, Pemerintah Indonesia akan terus mengoptimalisasi capaian atas alokasi 5% anggaran untuk meningkatkan kualitas dan akses terhadap layanan dan sarana kesehatan yang berkualitas. Termasuk, pemenuhan gizi dan pengurangan stunting, meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan, dan memperkuat sistem jaminan kesehatan nasional.

“Pandemi COVID-19 merupakan wake-up call bagi dunia tentang pentingnya investasi dalam pengembangan kapasitas kesiapan dan respons menghadapi pandemi,” imbuhnya.

“Penguatan sektor kesehatan nasional yang menjadi prioritas nasional Indonesia akan terus dilakukan melalui upaya peningkatan fasilitas kesehatan, dukungan untuk tenaga medis, serta penyediaan vaksin,” tutup Febrio.