Human Rights Watch: Israel Gunakan Metode Kelaparan Sebagai Strategi Perang
- HRW juga menemukan bahwa Israel menggunakan kelaparan sebagai metode peperangan, dengan memblokir pengiriman air, makanan, dan bahan bakar, serta menghancurkan kawasan pertanian dan merampas barang-barang penting milik penduduk sipil. Tindakan ini merupakan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional, yang melarang penggunaan kelaparan sebagai senjata perang.
Dunia
JAKARTA - Human Rights Watch (HRW) melaporkan bahwa pasukan Israel telah membunuh atau melukai sedikitnya 31 pekerja kemanusiaan di Gaza sejak Oktober 2023 dalam delapan serangan yang mengabaikan koordinat posisi mereka.
Meskipun kelompok bantuan tersebut telah memberikan koordinat kepada otoritas Israel untuk perlindungan, serangan tetap dilakukan tanpa peringatan.
HRW menyebutkan bahwa otoritas Israel tidak mengeluarkan peringatan kepada organisasi kemanusiaan tersebut sebelum serangan-serangan tersebut.
Selain itu, pekerja kemanusiaan tidak dapat meninggalkan Gaza sejak penutupan perbatasan Rafah pada 7 Mei 2024.
- As Roda Belakang Jebol, Chery Indoneisa Tarik 420 Unit Omoda 5
- Kerek Produksi Migas di Aceh, Grup Bakrie (ENRG) Suntik Anak Usaha Rp366,73 Miliar
- Jokowi Happy, 38 Negara Dukung RI Gabung OECD
Penutupan perbatasan ini telah menambah lapisan kesulitan bagi para pekerja bantuan yang sudah berjuang dalam kondisi yang sangat menantang.
Tanpa akses untuk keluar dari wilayah konflik, para pekerja kemanusiaan tidak hanya terjebak dalam situasi berbahaya tetapi juga menghadapi kesulitan dalam mengoordinasikan upaya bantuan dan logistik yang dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa.
HRW juga menemukan bahwa Israel menggunakan kelaparan sebagai metode peperangan, dengan memblokir pengiriman air, makanan, dan bahan bakar, serta menghancurkan kawasan pertanian dan merampas barang-barang penting milik penduduk sipil.
Tindakan ini merupakan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional, yang melarang penggunaan kelaparan sebagai senjata perang.
Dengan memutus jalur pasokan vital, Israel secara efektif membuat populasi sipil menderita akibat kekurangan sumber daya yang sangat penting untuk kelangsungan hidup mereka.
Anak-Anak Sekarat
Anak-anak di Gaza dilaporkan sekarat akibat komplikasi kelaparan. Kondisi ini sangat memprihatinkan, mengingat anak-anak adalah kelompok yang paling rentan dalam situasi konflik.
Kekurangan nutrisi yang parah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jangka panjang, termasuk gangguan perkembangan fisik dan mental.
Laporan HRW menggambarkan situasi di mana anak-anak menghadapi risiko tinggi kematian akibat malnutrisi dan penyakit yang dapat dicegah jika akses ke bantuan kemanusiaan tidak terhalang.
Keadaan ini menuntut perhatian mendesak dari komunitas internasional untuk menekan pihak-pihak yang bertikai agar membuka akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.
Sementara itu, berkaitan dengan kasus serangan bersenjata terhadap petugas kemanusiaan, HRW telah meminta informasi spesifik dari Israel mengenai serangan-serangan tersebut, namun belum menerima tanggapan.
- Karyawan Sepatu Bata (BATA) Tuntut Pesangon Usai Pabrik Purwakarta Tutup
- Otorita IKN Apresiasi Pupuk Kaltim Guna Tekan Emisi Gas di IKN
- Likuiditas Ketat, NIM Bank KBMI 4 Tertekan oleh Perang Harga
Mereka mendesak Israel untuk mempublikasikan temuan penyelidikan dan mengizinkan kelompok ahli internasional untuk melakukan tinjauan independen.
Konflik di Gaza telah mengakibatkan lebih dari 35.000 warga Palestina tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta 78.700 lainnya terluka.
Sebagian besar wilayah Gaza juga hancur, memaksa 85 persen penduduknya mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional dan diminta untuk memastikan pasukannya tidak melakukan pembantaian massal serta menjamin bantuan kemanusiaan bagi warga sipil.