<p>Kawasan Stasiun Rawa Buntu</p>
Industri

Hunian di sektitar stasiun jadi incaran

  • JAKARTA – Hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD) alias berada di sektir stasiun pemberhentian transportasi umum menjadi primadona pengusaha properti. Sebab, investor semakin menujukan pandangannya terhadap bisnis kawasan hunian berorientasi transit tersebut. Director of Investment Banking PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mukti Wibowo Kamihadi menyatakan salah satu yang menentukan kesuksesan perusahaan dalam Initial Public Offering […]

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA – Hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD) alias berada di sektir stasiun pemberhentian transportasi umum menjadi primadona pengusaha properti. Sebab, investor semakin menujukan pandangannya terhadap bisnis kawasan hunian berorientasi transit tersebut.

Director of Investment Banking PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mukti Wibowo Kamihadi menyatakan salah satu yang menentukan kesuksesan perusahaan dalam Initial Public Offering (IPO) adalah investment story.

“Di sektor properti, kemarin ada yang menarik. Salah satu perusahaan properti yang melakukan IPO membawa investment story dengan meng-create suatu story bahwa perusahaan tersebut membangun bisnis propertinya dengan konsep TOD,” ujar Wibowo dalam acara workshop yang bertemakan Optimalisasi Pertumbuhan Perusahaan Melalui Go Public di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 27 Februari 2020.

Pria yang akrab disapa Bowo itu, menilai bisnis properti dengan konsep TOD ini sangat menarik. Sehingga hal tersebut dapat menarik perhatian investor.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Dewan Pengurus Daerah Real Estat Indonesia (DPD REI) DKI Jakarta Arvin Fibrianto Iskandar mengatakan tingkat hunian berkonsep TOD mencapai 60% pada tahun 2020.

“Kalau dilihat sinergi TOD ini memang sangat baik, mulai dari transportasi sampai pusat perbelanjaan. Sehingga potensi pasarnya cukup besar,” kata Arvin.

Akan tetapi, pertumbuhan perusahaan properti berkonsep TOD masih sangat terbatas terutama untuk sektor swasta.

“Apalagi, BUMN di luar sektor properti itu mulai masuk ke industri ini. Maka itu, kita mengharapkan adanya pembatasan-pembatasan. Sehingga perusahaan industri properti dapat tumbuh bersama,” Jelas Arvin.