Tren Properti: Hunian Tak Padat Bakal Jadi Incaran
JAKARTA – Kebutuhan hunian atau tempat tinggal dengan tingkat kepadatan rendah dinilai akan menjadi incaran konsumen serta bakal menjadi tren industri properti ke depan. Ahli Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya social distancing atau menjaga jarak, maka itu para calon konsumen properti mulai menghindari […]
Gaya Hidup
JAKARTA – Kebutuhan hunian atau tempat tinggal dengan tingkat kepadatan rendah dinilai akan menjadi incaran konsumen serta bakal menjadi tren industri properti ke depan.
Ahli Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya social distancing atau menjaga jarak, maka itu para calon konsumen properti mulai menghindari wilayah yang padat dan sesak.
“Saat ini orang lebih banyak memilih properti atau perumahan yang ruang terbukanya masih banyak, seperti tersedianya taman atau area terbuka lainnya, untuk sekadar melakukan olahraga maupun refreshing,” kata Yayat kepada TrenAsia.com, Jumat, 19 Juni 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurutnya, permintaan apartemen atau rumah susun akan berkurang. Sebab, pada tipe hunian tersebut orang akan lebih sering melakukan kontak fisik seperti penggunaan lift. Selain itu, juga menghindari kerapatan hunian yang tinggi.
Dikatakan Yayat, tren properti itu akan mengarah kepada rumah tapak atau landed house dan hunian di wilayah sub-urban. Menurutnya, dengan tipe hunian ini para konsumen properti lebih merasa aman dan nyaman.
“Ke depannya, konsumen khususnya untuk kelas menengah itu akan lebih cermat dalam memilih properti. Bukan bertanya pada berapa harganya, tapi lebih bertanya mengenai faktor kesehatan, keamanan, dan kualitas hidup,” ungkap Yayat.
Selain itu, kata Yayat, hal yang juga perlu diperhatikan pengembang yaitu mengenai pengelolaan kebersihan, kerapihan, dan keamanan lingkungan. Sebab, pada praktiknya jika hal itu dikelola oleh pengurus masyarakat setempat kualitasnya justru menurun.
“Mereka ingin pengembang itu tetap bertanggung jawab terkait masalah pemeliharaan dan kebersihan ini. Sebaiknya dibuatlah satu sistem pengelolaan lingkungan yang lebih profesional, seperti di Alam Sutera, itu ada estate management yang mengatur kebersihan dan kemanan lingkungannya,” jelas Yayat.
Harmoni dengan Alam
Terbukti, sejumlah proyek properti yang dikembangkan PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) di wilayah sub-urban mengalami lonjakan penjualan sejak April 2020.
Direktur Agung Podomoro Land (APL) Agung Wirajaya mengatakan pandemi COVID-19 telah mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih aset properti.
“Setelah adanya pandemi COVID-19 ini ternyata minat konsumen terhadap properti yang bernuansa alam, kawasan hijau di sub-urban semakin tinggi. Penjualan hampir semua proyek properti APL di kawasan sub-urban meningkat sejak April 2020,” kata Agung secara terpisah.
Dikatakan Agung, jika sebelumnya lokasi selalu menjadi faktor utama dalam menentukan pilihan properti, kini orientasi konsumen mulai beralih pada aspek kesehatan dan kelengkapan infrastruktur.
Agung mencontoh salah satu proyek properti APL yang sesuai kriteria tersebut adalah Podomoro Golf View. Proyek ini dekat dengan jalan tol Jagorawi dan LRT jalur Cibubur-Jakarta. Selain itu, proyek tersebut juga didukung infrastruktur teknologi informasi sehingga mempermudah akses komunikasi.
“Dukungan infrastruktur internet memudahkan penghuni dapat menjalankan aktivitasnya secara lebih mudah. Apalagi sejak pandemi terjadi, aktivitas masyarakat banyak dilakukan di rumah dengan lebih mengandalkan fasilitas teknologi,” ungkapnya.
Proyek properti di wilayah sub-urban lainnya yang tengah dikembangkan perusahaan properti bersandi saham APLN itu antara lain villa dan resort di Vimala Hills Bogor serta Podomoro Park di Bandung Selatan.
Agung menyebutkan konsep membangun harmoni dengan alam telah menjadi visi dan karakter dari setiap proyek properti yang dibangun dan dikembangkan oleh APL selama bertahun-tahun. Itu sebabnya, selain kualitas produk yang memiliki standar tinggi, kawasan hunian APL mengusung spirit healthy living with style.
Dalam penjelasannya, proyek hunian dengan konsep tersebut didominasi kawasan hijau dengan didukung infrastruktur yang matang serta menyediakan fasilitas yang dapat memberikan rasa aman dan mendukung kesehatan penghuninya.
Dia mengatakan, pandemi COVID-19 membuat masyarakat kembali beralih ke alam untuk menjaga dan memperkuat imunitas tubuhnya melawan virus corona. Apalagi pekerjaan dan aktivitas bisnis sekarang juga semakin mudah dengan adanya teknologi.
“Momentum inilah yang akan kami optimalkan untuk memasarkan proyek-proyek hunian yang sesuai kebutuhan masyarakat saat ini,” kata dia. (SKO)