Hutama Karya Garap Pipa Bawah Laut Kilang Pertamina Balikpapan
- Proyek ini direncanakan mampu meningkatkan kapasitas kilang Balikpapan dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari.
Infrastruktur
BALIKPAPAN - PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) akan garap proyek Engineering, Procurement Construction (EPC) Lawe-Lawe Facilities Refinery Development Master Plan (RDMP) Refinery Unit (RU) V - Balikpapan milik PT Kilang Pertamina Balikpapan.
Proyek tersebut merupakan pembangunan jalur pipa bawah laut untuk mengalirkan minyak mentah dari Penajam Station ke Balikpapan Station, menggantikan jalur pipa darat sebelumnya (20” onshore pipeline). Saat ini, pekerjaan instalasi pipa lepas pantai 20" berada pada tahap yang mencapai 62% dari keseluruhan proyek tersebut.
Direktur Operasi II Hutama Karya, Gunadi mengatakan pekerjaan pipa bawah laut tersebut merupakan bagian dari proyek RDMP dan direncanakan mampu meningkatkan kapasitas kilang Balikpapan dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari.
Hal tersebut juga bertujuan untuk memenuhi permintaan bahan bakar Indonesia yang terus meningkat sehingga dibangun dengan konstruksi terbaik agar tidak terjadi kendala pada saat penggunaannya.
- Wapres Ma'ruf Amin Resmikan Hotel Mercure Pangkalan Bun, Apa Saja Fasilitasnya?
- Instagram Dituding Jadi Biang Kerok Depresi dan Kecemasan pada Anak
- Lawan Kemiskinan, Pemprov Jateng Tingkatkan Kolaborasi dengan Swasta dan Filantropi
“Pipa bawah laut ini didesain bisa beroperasi hingga 30 tahun dan pekerjaan sedang dalam tahap konstruksi. Proyek ini juga menjadi catatan penting bagi Hutama Karya sebagai proyek perdana dalam pengerjaan pipa bawah laut. Nantinya akan dilakukan proses pemeliharaan secara berkala sesuai SOP dari Pertamina,” ujar Gunadi dalam keterangan resmi pada 26 Oktober 2023.
Lebih lanjut Gunadi menambahkan pengerjaan proyek ini juga merupakan bentuk dukungan penuh Perseroan terhadap program pemerintah dalam menyelesaikan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Penajam, Balikpapan serta memperkuat portofolio perusahaan di bidang konstruksi EPC.
Adapun PT Patra Drilling Contractor dan PT Moment Construction Energy (KSO PDC-MCE) bertanggung jawab sebagai subkontraktor spesialis mulai perancangan hingga konstruksi. Proyek ini ditargetkan selesai pada akhir November 2023.
Hutama Karya telah mengambil sejumlah langkah mempercepat penyelesaian proyek tersebut. Langkah tersebut diantaranya termasuk penerapan teknik inovatif seperti controlled flow excavation (CFE) dalam proses post-trenching (proses setelah pemasangan pipa bawah laut) untuk memudahkan penggalian di sepanjang pipa pada kedalaman minimal 2 meter.
Gunadi menyebutkan tim lapangan menghadapi sejumlah tantangan terutama potensi risiko pada area alur pelayaran di Teluk Balikpapan yang cukup sibuk. Untuk mengatasi hal tersebut, Perseroan menerapkan strategi pengaturan alur pelayaran yang melibatkan koordinasi dengan stakeholder lokal dan menyelenggarakan sosialisasi kepada masyarakat tentang aktivitas instalasi pipa bawah laut.
“Kami terus berkomitmen untuk menyelesaikan proyek dengan mengutamakan prinsip-prinsip keberlanjutan. Diharapkan proyek yang akan rampung dalam waktu dekat ini dapat mendukung terwujudnya ketahanan energi dalam negeri menjadi lebih baik,” tutup Gunadi.