Hutama Karya Masih Merugi, Dirjen Kekayaan Negara Bongkar Biang Keroknya
- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membongkar biang kerok sebab kerugian yang diderita PT Hutama Karya (Persero) selama dua tahun berturut-turut.
Nasional
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membongkar biang kerok kerugian yang diderita PT Hutama Karya (Persero) selama dua tahun berturut-turut.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kemenkeu, Rionald Silaban membeberkan, kerugian tersebut karena Hutama Karya belum penuh mendapatkan pendapatan dari beroperasinya jalan Tol Trans Sumatera.
"Kerugian perusahaan pada 2020 sebesar Rp2 triliun dan Rp2,4 triliun 2021. Ini karena telah beroperasinya Trans Sumatera sedangkan ekspektasi pendapatnya tidak seperti yang diharapkan," jelasnya dalam RDP dengan Komisi XI DPR RI beberapa waktu lalu.
- Elon Musk Dikabarkan Menyerah, Saham Twitter Melonjak 23 Persen
- Kenaikan Tarif Cukai SKT pada 2023 Akan Beratkan Petani dan Pekerja
- Raja Langit, Kenapa Elang Peregrine Bisa Terbang Sangat Cepat?
Tol Trans Sumatra meningkatkan porsi utang Hutama karya meningkat. Namun sayangnya hal ini tidak diimbangi dengan meningkatnya aset, liabilitas dan ekuitas yang perseroan dapatkan.
Berdasarkan paparan Rionald, pada periode 2014 hingga 2022 pada kuartal 2 aset Hutama Karya naik sebesar 2.000%, liabilitas naik 1.300%, ekuitasnya 5.454%.
Hal ini menyebabkan beberapa rasio tertekaan, maka PMN diharapkan membantu mengurangi tekanan dalam keuangan Hutama Karya.
Sebelumnya, Komisi XI DPR RI menyetujui permintaan PT Hutama Karya (Persero) untuk mendapat tambahan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp7,5 trilun.
Dana ini untuk mempercepat pembangunan tahap I kontruksi lima ruas jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Dengan tambahan PMN ini Hutama Karya memperoleh total suntikan dana mencapai Rp31,3 triliun.