Gerbang tol Sinaksak (hutamakarya.com)
Infrastruktur

Hutama Karya Minta PMN Rp13 T untuk Tol Trans Sumatera

  • Hingga Juni 2024, Hutama Karya telah menerima total PMN sebesar Rp131,1 triliun sejak tahun 2015, yang keseluruhannya dialokasikan untuk pembangunan jalan tol Trans Sumatera.

Infrastruktur

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - PT Hutama Karya (HK) mengajukan permohonan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp13,86 triliun untuk tahun anggaran 2025. 

Dana ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam pembangunan jalan tol Trans Sumatera.

Pada tahap pembangunan tesebut Hutama Karya berfokus pada dua sektor di pembangunan fase II, yaitu ruas Jambi-Rengat dengan nilai pembiayaan sebesar Rp7,6 triliun dan Rengat-Junction Pekanbaru dengan nilai pembiayaan sebesar Rp5,8 triliun. 

Selain itu, sebagian dana akan dialokasikan untuk perencanaan teknis Fase III jalan tol Trans Sumatera senilai Rp400 miliar.

Hingga Juni 2024, Hutama Karya telah menerima total PMN sebesar Rp131,1 triliun sejak tahun 2015, yang keseluruhannya dialokasikan untuk pembangunan jalan tol Trans Sumatera. 

Dari jumlah tersebut, sekitar Rp92,4 triliun telah terserap untuk membangun jalan tol sepanjang 800 km yang saat ini sudah beroperasi. Jumlah tersebut setara dengan 70,5% dari total PMN yang diterima sejak tahun 2015.

"Secara keseluruhan total serapan PMN sampai dengan 30 Juni 2024 sebesar Rp92,481 triliun dari Rp131,146 triliun yang telah diterima dari perusahaan atau setara 70,5% penyerapan,” terang Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto, dihadapan Anggota Parlemen di Jakarta, (9/7).

Selain itu, Hutama Karya telah menerima tambahan PMN tambahan untuk tahun anggaran 2024 sebesar Rp1 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Palembang – Betung.

PMN Hutama Karya Dobrak Konektivitas Sumatera

Pembangunan jalan tol Trans Sumatera sendiri direncanakan dalam empat Fase. Saat ini pembangunan tahap I sudah memiliki 9 ruas tol yang beroperasi penuh, sementara sisanya masih dalam tahap konstruksi dan ditargetkan selesai pada tahun 2024. 

Budi Harto, menjelaskan penggunaan PMN yang tercatat hingga Juni 2024, seluruhnya dialokasikan untuk investasi pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera tahap I dan sebagian tahap II, tidak termasuk biaya pengadaan tanah. 

“Manfaat PMN ini adalah meningkatkan konektivitas di Pulau Sumatra sehingga mampu menurunkan waktu tempuh dan biaya transportasi, meningkatkan potensi penerimaan fiskal," terang Budi.

Proyek ini juga dianggap strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi regional dan nasional.

“PMN tersebut seluruhnya digunakan untuk investasi Jalan Tol Trans Sumatera, di luar pengadaan tanah,” tambah Budi.

Perluasan jalan tol ini juga akan terus dilakukan, saat ini sedang dilakukan pembangunan tahap 2 sepanjang 166 km yang akan dimulai pada bulan oktober 2024, sehingga total panjang jalan tol Trans Sumatera akan mencapai 966 km.

Pembangunan 4 Fase

Pengembangan Jalan Tol Trans Sumatera dibagi menjadi empat Fase. 

Fase pertama, berlangsung dari tahun 2015 hingga 2024, memiliki panjang total 1.079 km. 

Dari jumlah tersebut, 966 km sudah beroperasi, sementara 113 km masih dalam tahap konstruksi. Target penyelesaian untuk tahap ini berkisar diakhir tahun 2024.

Fase kedua, dijadwalkan berlangsung dari 2022 hingga 2025, Pada fase ini direncanakan panjang jalan tol mencapai 768 km. Saat ini, 166 km sudah dalam tahap konstruksi, sedangkan sisanya masih dalam proses perencanaan dan pengadaan. 

Fase ketiga, direncanakan digarap pada periode 2025 hingga 2027, pada fase ini direncanakan panjang jalan tol mencapai 645 km. 

Fase keempat, akan berlangsung dari 2028 hingga 2030, mencakup pembangunan sepanjang 362 km. Sama seperti fase ketiga, proyek ini juga masih dalam tahap perencanaan.