Ilustrasi hydropower.

Hydropower, Sumber Energi yang Ditawarkan Luhut ke Investor China

  • Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan bertolak ke sejumlah kota di Cina dan menawarkan investasi sumber energi hydropower kepada Zhensi Group, salah satu produsen fiber glass terbesar di dunia. Investasi di sektor energi hijau diketahui dikembangkan pemerintah Indonesia mengikuti apa yang dilakukan sejumlah negara lain yang terlihat mulai beralih ke energi […]

Ananda Astri Dianka

Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan bertolak ke sejumlah kota di Cina dan menawarkan investasi sumber energi hydropower kepada Zhensi Group, salah satu produsen fiber glass terbesar di dunia.

Investasi di sektor energi hijau diketahui dikembangkan pemerintah Indonesia mengikuti apa yang dilakukan sejumlah negara lain yang terlihat mulai beralih ke energi baru terbarukan.

Terkait rencana itu, Luhut mengatakan, saat ini telah mendapat penyataan minat dari investor Jepang dan Eropa untuk masuk Indonesia.

“Energi hijau dengan hydropower di Papua memiliki potensi yang masih bisa dikembangkan hingga 22.000 megawatt (MW). Di Kalimantan potensi hydropwer mencapai 11.000 MW. Selain itu, masih ada lagi energi angin, biomass, dan lainya dengan total potensi mencapai 443.208 MW,” katanya seperti dilansir dari Tempo (06/12).

Hydropower sendiri mulai dijadikan suber listrik pada akhir abad ke-19, beberapa dekade setelah James Francis mengembangkan turbin air. Bahkan, China, Brazil, Kanada, dan Amerika Serikat kini telah menjadi negara penghasil hydropower terbesar di dunia.

Sumber energi itu pun dapat menghasilkan energi yang besar dan dengan mudah dikendalikan sesuai dengan kebutuhan. Caranya hanya dengan mengatur debit air yang mengalir menuju turbin pembangkit.